Jumat 07 Feb 2020 17:13 WIB

WNI yang 'Lulus' Natuna akan Dipantau di Daerah Asal

Saat ini sebanyak 238 WNI yang datang dari China masih menjalani observasi di Natuna.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Kedatangan WNI dari Wuhan, China di Bandara Hang Nadim, Batam, untuk selanjutnya menjalani observasi di Pulau Natuna  (Ilustrasi)
Foto: IST
Kedatangan WNI dari Wuhan, China di Bandara Hang Nadim, Batam, untuk selanjutnya menjalani observasi di Pulau Natuna (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menegaskan bahwa seluruh warga negara Indonesia yang datang dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tetap dipantau saat mereka diizinkan kembali ke daerah asal. Saat ini sebanyak 238 WNI dan lima orang tim aju dari pemerintah menjalani observasi di Pulau Natuna, Kepulauan Riau selama 14 hari. Bila nanti dinyatakan sehat, mereka diperbolehkan pulang ke kampung halaman.

Deputi Bidang Polhukam Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani, menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan rumah sakit di daerah tujuan para WNI eks Wuhan nantinya. Rumah sakit di daerah inilah yang terus memantau perkembangan seluruh WNI eks Wuhan sekembalinya mereka ke daerah.

Baca Juga

"Pasca-observasi pemerintah sudah memiliki desain ke depan. Kawan-kawan dari Kemenkes sudah memikirkan, kalau dilihat 243 kawan-kawan yang diobservasi akan terus dipantau, termasuk di dalamnya menyiapkan rumah sakit sebagai kota asal WNI akan diperkuat," jelas Jaleswari di kantornya, Jumat (7/2).

Selain itu, pemerintah juga terus memperkuat pengawasan di pintu-pintu kedatangan internasional. Meski saat ini penerbangan langsung dari dan menuju China telah ditutup, namun pemerintah tetap mengantisipasi penyebaran lewat rute di luar China. Sejumlah bandara yang melayani rute internasional ditingkatkan pengawasannya, terutama di Tangerang-Jakarta, Bali, Manado, dan Bintan serta Batam.

Pemerintah juga menyatakan terus memantau perkembangan satu orang WNI di Singapura yang dinyatakan positif terjangkit virus corona. Pemerintah berharap penanganan kesehatan bisa dilakukan otoritas Singapura terlebih dulu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement