Jumat 07 Feb 2020 15:57 WIB

Distan: Faktor Psikologis Picu Kenaikan Harga Bawang Putih

Distan menegaskan stok bawang putih di pasar sebenarnya masih ada.

Pedagang mengangkut bawang putih (ilustrasi). Distan menyebutkan kenaikan harga bawang putih karena faktor psikologis.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang mengangkut bawang putih (ilustrasi). Distan menyebutkan kenaikan harga bawang putih karena faktor psikologis.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, H Mutawalli mengatakan kenaikan harga bawang putih impor yang terjadi saat ini dipicu oleh faktor psikologis. Isu penyetopan barang impor dari China akibat virus corona mendorong permainan harga bawang putih.

"Isu tersebut diangkat terus menerus, sehingga dimanfaatkan oleh para pengusaha dan pelaku usaha," katanya kepada wartawan saat dikonfirmasi dari Mataram, Jumat (7/2).

Baca Juga

Mutawalli saat ini berada di Jakarta bersama rombongan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) se-Kota Mataram untuk mengikuti kegiatan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (Sakip) di Jakarta. Ia menegaskan, stok bawang putih di pasar sebenarnya masih ada.

"Tetapi pengepul memainkan harganya, hingga saat ini mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Isu virus corona terus dimainkan untuk mendapatkan keuntungan," katanya.

Di sisi lain, lanjut Mutawalli, Pulau Lombok terutama di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, menjadi sentra produksi bawang putih lokal se-Indonesia dengan luas areal tahun lalu mencapai 700 hektare. Hal ini tentunya akan menambah stok bawang putih di pasar.

Tetapi kalau masalah harga, sambungnya, harga bawang putih lokal memang dua kali lebih mahal dibandingkan dengan harga bawang putih impor. Sehingga, masyarakat lebih banyak menggunakan bawang putih impor.

"Kalau bawang putih impor terus naik, secara perlahan masyarakat akan beralih menggunakan bawang putih lokal. Selain itu, konsumsi bawang putih juga tidak sebanyak bawang merah," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram H Amran M Amin sebelumnya mengatakan, kenaikan harga bawang putih impor tersebut dipicu keterlambatan pengiriman sehingga menyebabkan kekurangan stok dan akhirnya hukum pasar berlaku. Terkait dengan itu, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti Satgas Pangan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mencari solusi terhadap kenaikan harga bawang putih impor.

"Dalam hal ini, Satgas Pangan akan melakukan penelusuran ke bawah untuk memastikan tidak ada penimbunan stok di tingkat pengepul dan indikasi permainan harga," katanya.

Amran menambahkan, sebelum duduk bersama dengan pihak terkait, pihaknya belum berani simpulkan kalau kekurangan stok bawang putih impor ini karena dampak virus corona yang menyerang China. Sehingga, impor barang termasuk bawang putih dari China disetop sehingga terjadi permainan harga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement