REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional di Sumatera Barat (Sunmbar) naik hampir 100 persen. Kenaikan harga bawang putih terjadi setelah impor komoditas itu dihentikan sementara dari China.
"Saat ini harga mencapai Rp 50 ribu per kilogram, naik signifikan dari harga normal sekitar Rp 25 ribu per kilogram," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, usai memantau harga sejumlah komoditas di Pasar Raya Padang, Jumat (7/2).
Nasrul menyebut pemerintah memang mengambil kebijakan untuk menunda arus impor bawang putih dari China untuk sementara karena wabah virus corona. Hal itu menyebabkan stok bawang putih di pasar menipis dan harga melonjak tinggi. Harga tinggi itu diperkirakan masih akan terjadi hingga wabah virus mereda.
Namun menurut Nasrul, pemerintah sudah mengantisipasi kenaikan harga itu dengan segera "melepas" stok bawang putih ke pasar. Selain stok bawang pemerintah yang diperkirakan masih cukup hingga Maret 2020, bawang putih pada beberapa daerah sentra seperti Temanggung, Malang dan Probolinggo juga segera panen sehingga stok bisa ditambah.
"Kita akan berkoordinasi dengan kementerian agar Sumbar juga bisa dapat tambahan stok bawang putih agar harga bisa ditekan," ujarnya.
Sementara itu Pemprov Sumbar melalui dinas terkait terus berusaha membangun produksi bawang putih di daerah agarbtidak terlalu bergantung pada barang impor. Pantauan tim Pemprov Sumbar di Pasar Raya Padang, sejumlah pedagang bawang putih eceran mengatakan harga sudah mulai naik sejak akhir Januari 2020.
Sebelumnya, harga bawang putih berkisar antara 26-28 ribu per kilogram namun sekarang menjadi Rp 50 ribu per kilogram. Pedagang menyebut harga bergantung pada stok yang tersedia.