REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil (Emil) menyiapkan strategi baru untuk pengembangan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka. Salah satu upayanya, yakni meminta BIJB meninjau ulang masterplan kawasan bandara sebagai langkah strategis pengembangan.
"Sesuai arahan gubernur, kami diminta review masterplan terutama memanfaatkan keberadaan lahan Bandara Kertajati yang sudah dibebaskan. Arahan dari Pak Gubernur ialah review masterplan, ini strategi agar bisnis BIJB berlari," kata Direktur Utama PT BIJB Salahudin Rafi di Bandung, Jumat (7/2).
Ia mengatakan masterplan baru akan menghadirkan kawasan yang lebih leluasa untuk hanggar maintenance, repair dan overhail (MRO), cargo village dan bangunan terintegrasi untuk layanan multi moda. "Untuk MRO dari existing sekarang 15 hektare menjadi 40 hektare dan ini terbesar di dunia," kata dia.
Sementara itu untuk pengembangan cargo village, kata dia, akan menambah kapasitas menjadi lebih luas dari yang sudah ada saat ini. Saat ini, kapasitas kargo yang ada masih sangat kecil.
"Dua tiga tahun lagi kapasitasnya sudah tidak mencukupi, dalam review masterplan akan diperluas menjadi 30 hektare dan lokasinya berbeda dengan yang ada saat ini," kata dia.
Ia mencatat layanan kargo Bandara Kertajati sudah hidup dan pada tahun lalu kargo yang diangkut dari Majalengka mencapai 450 ton. Saat ini, kata dia, per hari Bandara Kertajati bisa melayani kargo di kisaran 6 hingga 8 ton.
"Lebih tinggi sedikit dibanding Bandara Husein karena pasar kargo ke Indonesia Timur memakai layanan dari Kertajati," katanya.
Sementara itu, untuk bangunan terintegrasi akan menyambungkan multimoda transportasi dengan car park indoor, dipadu dengan hotel transit dan akses kereta bandara. "Sehingga bangunan terintegrasi ini memudahkan penumpang menjangkau bandara," katanya.
Menurut dia, arahan gubernur tersebut akan menjadikan Kertajati sebagai bandara dengan kemampuan dan kapasitas yang lengkap dan langkah ini sudah didukung pula oleh Biro BUMD dan Investasi Setda Provinsi Jabar.
"Jadi pengembangan bisnis bandara itu ada di kawasan, kalau bandaranya sendiri kan urusan penumpang saja. Jadi ini strategi Pak Gubernur untuk kinerja kami bisa lari," kata dia.