REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan wilayah Pulau Miangas, Sulawesi Utara, dan sekitarnya yang diguncang gempa tektonik dengan magnitudo M 6,1 pada Kamis malam pukul 20.40 WIB, dipicu subduksi lempeng laut Filipina.
"Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dugaan kuat gempa ini dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina di zona megathrust," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, episenter terletak pada koordinat 5,54 LU dan 126,58 BT tepatnya di laut pada jarak 2 kilometer arah baratdaya Pulau Miangas, Sulawesi Utara, pada kedalaman 36 kilometer.
Gempa tersebut dirasakan cukup kuat di Pulau Miangas dalam skala intensitas IV MMI menyebabkan banyak warga lari berhamburan keluar rumah.
Sementara itu di Kepulauan Talaud, Melonguane, dan Tahuna guncangan gempa dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI membuat warga terkejut akibat guncangan yang terjadi secara tiba-tiba.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa, sementara hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hasil monitoring BMKG juga menunjukkan bahwa gempa ini diikuti dua kali gempa susulan dengan magnitudo M 4,9 dan M 4,7.