Kamis 06 Feb 2020 21:09 WIB

Banjir Landa Cirebon, Majalengka, dan Kuningan

Banjir di beberapa kabupaten di Jawa Barat disebabkan hujan deras pada Rabu malam.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Areal tanaman padi di Kecamatan kapetakan, Kabupaten Cirebon berubah layaknya sungai akibat terendam banjir, Kamis (26/1). (ilustrasi)
Foto: Republika/Sri Handayani
Areal tanaman padi di Kecamatan kapetakan, Kabupaten Cirebon berubah layaknya sungai akibat terendam banjir, Kamis (26/1). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON  -- Hujan lebat yang terjadi pada Rabu (5/2) telah memicu terjadinya banjir di berbagai daerah. Di Kabupaten Cirebon, banjir menerjang sejumlah desa di dua kecamatan, yakni Kecamatan Susukan dan Arjawinangun.

Di Kecamatan Susukan, banjir menerjang Desa Bojong Kulon. Di wilayah itu, banjir mulai masuk ke pemukiman penduduk sejak Magrib hingga malam hari dengan ketinggian antara 60 cm hingga 1,5 meter. Warga juga terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Baca Juga

Dibantu petugas, warga mengungsi ke sejumlah lokasi, terutama kaum wanita, anak-anak dan manula. Mereka mengungsi ke masjid, musala, dan sejumlah rumah warga lain yang tak tergenang air.

Di Desa Bojong Kulon, jumlah rumah yang terendam mencapai 545 rumah. Ada sekitar 2.280 warga atau 760 KK yang terdampak banjir tersebut.

''Ketinggian air saat ini sudah turun dibandingkan semalam,'' kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Dadang Suhendra, Kamis (6/2).

Saat ini, sejumlah warga yang sempat mengungsi juga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Mereka pun disibukkan dengan aktivitas membersihkan rumah yang kotor terkena air banjir.

Namun, adapula yang masih bertahan di masjid yang dijadikan lokasi pengungsian. ''Kami juga sudah membuat dapur umum,'' tutur Dadang.

Dadang menerangkan, banjir di Kecamatan Susukan itu dikarenakan meluapnya Sungai Wayan Ayam, yang hulunya di daerah Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Bahkan, derasnya air membuat tanggul yang sudah berusia tua menjadi jebol.

BPBD Kabupaten Cirebon pun sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kabupaten Cirebon untuk membuat tanggul sementara. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah banjir agar terulang.

''Untuk penanggulangan sementara ini bisa berupa bronjong atau karung-karung pasir,'' kata Dadang.

Sedangkan untuk pembangunan tanggul permanen, merupakan tugas dari BBWS Cimanuk Cisanggarung.  Sementara di Kecamatan Arjawinangun, banjir menerjang dua desa, yakni Desa Arjawinangun dan Desa Tegalgubug Lor. Banjir disebabkan meluapnya air sungai Ciwaringin.

Di Desa Arjawinangun, banjir merendam 55 unit rumah warga. Banjir juga merendam Kantor Kecamatan Arjawinangun dan Kantor Damkar Arjawinangun yang terletak di desa tersebut.

"Jumlah warga yang terdampak banjir di desa itu mencapai 330 jiwa atau 110 KK," tutur Dadang.

Sedangkan di Desa Tegalgubug Lor, banjir merendam 125 unit rumah warga. Jumlah warga yang terdampak mencapai 483 jiwa atau 161 KK.

[video] Banjir dan Perilaku Masyarakat Terhadap Lingkungan

Selain di Kabupaten Cirebon, banjir juga melanda Kabupaten Majalengka. Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Kabupaten Majalengka, banjir melanda Blok Senin, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Blok Cikamangi Desa Leuweunghapit, Kecamatan Ligung, Rabu (5/2).

Banjir disebabkan hujan dengan intensitas tinggi pada Rabu (5/2) pukul 15.00 WIB. Hal itu menyebabkan naiknya debit air sungai Cilieum, sungai Cikalen Tengah, dan sungai Cikamangi, yang mengakibatkan air meluap dan masuk ke blok-blok tersebut.

Banjir tersebut sempat merendam puluhan rumah warga di blok-blok tersebut. Namun, pada Kamis (6/2) siang, kondisi air mulai surut.

Banjir juga dilaporkan merendam 19,3 hektare sawah di Desa Leuweunghapit, Desa Sukawera dan Desa Majasari, Kecamatan Ligung. Pada Kamis (6/2) pukul 17.30 WIB, ketinggian banjir yang merendam areal persawahan itu sekitar 10 – 20 cm.

Sementara itu, banjir juga melanda Desa Babakan Jaya, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu. Sebanyak 130 rumah sempat terendam air dengan ketinggian bervariasi mulai dari 40 hingga 100 sentimeter. Beruntung, jumlah rumah yang terendam kini hanya tinggal 30 rumah dengan ketinggian air sekitar 30 cm.

"Banjir terjadi akibat luapan sungai Cilalanang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, Kamis (6/2).

Selain itu, tanggul Sungai Bogor di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, juga dilaporkan jebol, Rabu (5/2). Akibatnya, lahan seluas 100 hektare pun terendam air dengan ketinggian 30 sentimeter.

"Tanaman padi masih berusia 10 hari. Adapun tanggul yang rusak yakni panjang 10 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 1,6 meter," ujar Edi.

photo
Cegah Anak Bermain Air Banjir

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement