REPUBLIKA.CO.ID, oleh Afrizal Rosikhul Ilmi, Mabruroh, Dwina Agustin
Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mengakui pihaknya semakin khawatir dengan wabah virus Corona (2019-nCov) yang menyebar cepat di China dan negara-negara lainnya, enam bulan menjelang event akbar olahraga empat tahunan itu. CEO Komite Olimpiade Tokyo Toshiro Muto menyampaikan pesan serius saat berbicara dalam pertemuan dengan para pejabat Komite Paralimpik Internasional, Rabu (5/2) waktu setempat.
"Saya sangat khawatir bahwa penyebaran penyakit menular ini dapat melalui air pada momentum menuju pertandingan," kata Muto, dikutip dari The Washington Post, Kamis (6/2). "Saya harap (virus) itu bisa dimusnahkan sesegera mungkin," tambah dia.
Senada dengan Toshiro, Wali Kota Perkampungan Atlet Saburo Kawabuchi juga mengakui kekhawatirannya. Diketahui, 11 ribu olimpians akan tinggal di perkampungan atlet di Tokyo.
"Saya benar-benar berharap bahwa penyakit menular akan mereda entah bagaimana caranya, sehingga kita akan dapat menyelenggarakan Paralimpiade dan Olimpiade dengan lancar," kata Saburo.
"Dalam skenario terburuk, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi para atlet agar mereka dapat menunjukkan penampilan terbaik mereka," tambahnya.
Sebelumnya, Panitia Olimpiade Tokyo telah berulang kali menegaskan tidak ada rencana untuk membatalkan Olimpiade 2020. Pernyataan itu pun telah diulang oleh Komite Olimpiade Internasional yang berbasis di Swiss.
Namun, masalah yang disebabkan wabah Corona menjadi semakin parah setiap harinya. Beberapa acara kualifikasi Olimpiade pun telah dibatalkan atau dipindahkan.
Di sisi lain, pembatasan perjalanan akan menambah lebih banyak kebingungan dan para penggemar dan juga pasti akan membuat mereka merasa takut untuk melakukan perjalanan ke Tokyo. Hingga Rabu, lebih dari 20 negara telah mengkonfirmasi kasus Corona, yang telah menewaskan hampir 500 orang dan menginfeksi sedikitnya 24.000 orang di daratan China.
Jepang memang belum melaporkan adanya kematian yang disebabkan oleh virus itu, tetapi setidaknya 10 orang di kapal pesiar yang membawa 3.711 penumpang dan kru yang dikarantina di Yokohama telah dinyatakan positif terkena virus Corona jenis baru.
"Di Jepang, kami menghadapi segala macam masalah termasuk infeksi coronavirus, keamanan dunia maya dan sistem transportasi," kata wakil presiden panitia penyelenggara, Toshiaki Endo dalam sebuah konferensi pers.
"IOC puas dengan persiapan kami," tambahnya.
Di lain pihak, juru bicara Lomite Paralimpiade 2020, Craig Spence berusaha meyakinkan bahwa langkah-langkah telah diambil oleh pihak-pihak terkait untuk memastikan situasi tetap berjalan sesuai rencana.
"Kami memiliki keyakinan penuh bahwa otoritas terkait, khususnya di Jepang dan Organisasi Kesehatan Dunia, akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengatasi situasi ini," tutur Craig.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike berjanji pada akhir pekan untuk menerapkan "langkah-langkah menyeluruh" untuk melindungi orang-orang dari virus corona menjelang Olimpiade. “Kita harus dengan kuat menangani virus Corona baru untuk menampungnya, atau kita akan menyesalinya,” katanya.
Jepang telah memperingatkan warga negaranya agar tidak melakukan perjalanan yang tidak penting ke China. Pemerintah setempat juga sedang merancang peraturan baru termasuk untuk membatasi pendatang masuk ke negara itu dalam upaya menahan penyebaran virus korona baru yang ganas .
Perdana Menteri Shinzo Abe berjanji pada awal pekan ini bahwa negaranya akan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memastikan persiapan untuk Olimpiade Tokyo tidak aterganggu. Dia juga mengungkapkan bahwa Jepang sedang mengembangkan alat tes cepat untuk virus tersebut.
"Dengan mengkoordinasikan upaya kami dengan WHO dan lembaga terkait lainnya, kami akan mengambil langkah-langkah yang tepat sehingga persiapan untuk mengadakan acara akan terus berlanjut," kata Abe dalam sesi parlemen.
Infeksi di kapal pesiar
Kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Pelabuhan Yokohama untuk mengisi perbekalan di Yokohama, Jepang, Kamis (6/2). Petugas kesehatan mengkonfirmasi 10 kasus baru positif virus corona selain temuan 10 kasus Rabu kemarin.
Kapal pesiar yang berlabuh di Yokohama, Jepang, kembali menemukan 10 orang yang positif terinfeksi virus corona jenis baru (2019-nCOV), Kamis (6/2). Infeksi terbaru itu menyerang empat warga negara asal Jepang, dua Amerika Serikat, dua dari Kanada, satu Selandia Baru, dan satu berasal Taiwan.
Mereka diturunkan saat kapal berlabuh dan dipindahkan ke rumah sakit terdekat untuk pengujian dan perawatan lebih lanjut. Korban yang terserang virus tersebut berada di kisaran usia 60 hingga 80 tahun.
Dengan tambahan itu, telah ditemukan 20 orang yang terkena virus dari perjalanan kapal pesiar Diamond Princess. Sedangkan, 3.700 orang di dalamnya menghadapi karantina dua minggu di kabin.
Kapal itu memiliki 2.666 penumpang dan 1.045 anggota awak. Tes ditunda untuk 171 orang yang memiliki gejala atau melakukan kontak dengan seorang pria yang didiagnosis virus setelah menaiki kapal dari Hong Kong.
Pemerintah Jepang kemudian memutuskan untuk mengkarantina 3.700 penumpang kapal pesiar Diamond Princess.
"Sebanyak 3.700 orang di dalam menghadapi karantina selama dua minggu di kabin mereka," ujar Menteri Kesehatan Jepang, Katsunubo Kato dilansir dari Arabnews, Kamis (6/2).
Menurutnya sebanyak 171 orang memiliki gejala karena melakukan kontak dengan seseorang yang terlebih dahulu positif Corona setelah berlayar meninggalkan Hong Kong. Orang-orang di atas kapal juga tengah dalam pemeriksaan setelah tiga penumpang dalam perjalanan sebelumnya didiagnosis terinfeksi virus corona.
Shalat Hajat untuk Perlindungan dari Corona