Rabu 05 Feb 2020 22:03 WIB

Pertumbuhan Industri Manufaktur Sulsel Lampaui Nasional

Pertumbuhan manufaktur Sulsel untuk kuartal IV capai 5,31 persen

Pekerja menyusun sabun berbahan dasar daun kelor dan temu lawak di salah satu Industri Kosmetik di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (24/4/2019). Pertumbuhan manufaktur Sulsel untuk kuartal IV capai 5,31 persen
Foto: Antara/Arnas Padda
Pekerja menyusun sabun berbahan dasar daun kelor dan temu lawak di salah satu Industri Kosmetik di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (24/4/2019). Pertumbuhan manufaktur Sulsel untuk kuartal IV capai 5,31 persen

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Pusat Statitistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat angka pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal IV 2019 mengalami peningkatan sebesar 9,91 persen terhadap kuartal III 2019 dan melampaui angka pertumbuhan nasional yang hanya 4,01 persen.

"Ini berdasarkan data kuartal ke kuartal (quarter to quarter) antarakuartal IV dan kuartal III tahun 2019. Kalau melihat data ada peningkatan hingga 9,91 persen dan ini cukup bagus," ujar Kepala BPS Sulawesi Selatan Yos Rusdiansyah di Makassar.

Ia mengatakan pertumbuhan manufaktur Sulsel untuk kuartal IV ini melampaui angka pertumbuhan secara nasional yang hanya 4,01 persen. Yos menjelaskan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang secara tahunan (y on y) pada kuartal IV tahun 2019 naik sebesar 5,31 persen terhadap kuartal IV tahun 2018. Capaian Sulawesi Selatan ini juga melampaui pertumbuhan nasional yang sebesar 3,62 persen pada periode yang sama.

Jenis-jenis manufaktur besar dan sedang yang mengalami kenaikan produksi secara kuartal adalah industri pengolahan lainnya yang naik sebesar 22,89 persen dan industri furnitur yang naik 20,24 persen.

Sementara pertumbuhan manufaktur secara tahunan diantaranya furnitur yang kenaikannya sebesar 43,71 persen, industri barang galian bukan logam pertumbuhannya 7,56 persen, industri furnitur tumbuh 43,71 persen. Untuk industri kayu, barang dari kayu, dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya naik hingga sebesar 34,99 persen, serta indsutri makanan naik sebesar 12,75 persen.

"Industri manufaktur di Indonesia menjadi salah satu pendorong dalam pertumbuhan ekonomi, baik secara domestik maupun nasional," katanya. Menurut dia, sektor industri manufaktur sebagai salah satu sektor andalan pembangunan nasional terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.

Selain memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDRB), juga memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru yang akan berdampak pada semakin menurunnya angka pengangguran.

"Angka pertumbuhan produksi industri manufaktur untuk kuartal IV ini disajikan untuk keseluruhan skala industri, antara lain industri besar dan sedang (IBS) yaitu industri dengan tenaga kerja dari 20 orang atau lebih dan industri mikro dan kecil (IMK) yaitu industri dengan tenaga kerja 1-19 orang," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement