Rabu 05 Feb 2020 22:27 WIB

Kemenkes Pelajari Penularan Virus Corona Lewat Gagang Pintu

Kemenkes menyatakan masih mempelajari penularan virus Corona

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Christiyaningsih
Petugas medis mengecek ruang isolasi khusus untuk menangani pasien penderita penyakit pneumonia berat akibat terjangkit wabah novel Coronavirus (nCoV) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kraton, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (5/2/2020). Kemenkes menyatakan masih mempelajari penularan virus Corona. Ilustrasi.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Petugas medis mengecek ruang isolasi khusus untuk menangani pasien penderita penyakit pneumonia berat akibat terjangkit wabah novel Coronavirus (nCoV) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kraton, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (5/2/2020). Kemenkes menyatakan masih mempelajari penularan virus Corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklarifikasi media penularan virus Novel Corona (2019-nCoV) lewat gagang pintu, tinja, hingga barang-barang. Kemenkes menyatakan masih mempelajari temuan-temuan tersebut.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Vivi Setiawaty menjelaskan, temuan otoritas China yang menyebutkan virus ini terdapat di gagang pintu hingga tinja masih dalam penelitian dan dipelajari. "Kami masih membaca hasil penelitian mereka (China) karena belum ditemukan di sini. Jadi tidak ada virus yang kami teliti, jadi masih kami pelajari," ujarnya saat ditemui usai media update virus 2019-nCoV di Kemenkes, Rabu (5/2).

Baca Juga

Hal yang sama juga dilakukan pada penularan yang disebut lewat barang. Ia mengutip data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa penularan virus ini lewat partikel air liur (droplet). Hingga saat ini, ia menyebut Kemenkes mengikuti keputusan WHO.

"Jadi kalau disebut melalui barang-barang, sepertinya tidak sesuai (dengan putusan WHO). WHO belum merilis hal tersebut," ujar Vivi.

Kendati demikian, pihaknya menyadari untuk menentukan karakter virus hingga penularannya memang terus membutuhkan penelitian. Karena itu, riset mengenai virus ini tidak pernah berhenti, terus berkembang, dan Kemenkes selalu mempelajari pembaruannya. "Ini sebagai bentuk pengawasan dan kewaspadaan," katanya.

 

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono menambahkan, rilis WHO hingga 4 Februari 2020 melaporkan kasus positif terinfeksi virus Corona sebanyak 20.630 yang tersebar di 23 negara. Mayoritas kasus atau 99 persen infeksi virus terjadi di China. "Kemudian tercatat terjadi 426 kematian akibat infeksi virus," ujarnya.

Sebelumnya dikutip dari South China Morning Post pada Senin (3/2), Wakil Kepala Pusat Pencegahan Penyakit Menular Guangzhou, Zhang Zhoubin, mengatakan pihaknya telah mengumpulkan 660 sampel untuk pengujian virus Corona. "Dalam penyelidikan kami baru-baru ini, kami menemukan virus Corona baru pada gagang pintu (di rumah pasien). Ini mengingatkan saya bawa kita harus melakukan langkah terbaik dalam menjaga kebersihan di rumah," ujarnya.

Selain itu, ia meminta pentingnya sering mencuci tangan. Ilmuwan China juga menemukan jejak virus Corona di tinja beberapa pasien yang terinfeksi virus. Hal ini memungkinkan virus Corona bisa menular melalui feses manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement