Rabu 05 Feb 2020 18:35 WIB

Wishnutama Bidik Wisatawan Nusantara Gantikan Posisi China

Wisatawan Nusantara memiliki potensi besar di tengah berkurangnya wisatawan China.

Sejumlah wisatawan asing asal China antre di konter lapor diri (check-in) Terminal Keberangkatan Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (28/1/2020). Mulai Rabu (5/2), Indonesia menutup akses penerbangan dari dan ke China. Pariwisata dalam negeri dipastikan terpukul akibatnya.
Foto: Antara/M N Kanwa
Sejumlah wisatawan asing asal China antre di konter lapor diri (check-in) Terminal Keberangkatan Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (28/1/2020). Mulai Rabu (5/2), Indonesia menutup akses penerbangan dari dan ke China. Pariwisata dalam negeri dipastikan terpukul akibatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dedy Darmawan Nasution, Rahayu Subekti

Penyebaran virus corona membuat pemerintah terpaksa melarang penerbangan dari China. Upaya tersebut dibarengi pula penyetopan sementara visa on arrival bagi turis China.

Baca Juga

Larangan tersebut diyakini berdampak ke pariwisata Indonesia.  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, menyatakan bahwa pemerintah akan berupaya untuk menigkatkan kunjungan wisatawan Nusantara (wisnus) ke destinasi wisata dalam negeri. Langkah itu menyusul adanya larangan penerbangan dari dan ke Cina yang mengakibatkan wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina tidak diperbolehkan masuk Indonesia.

Wishnutama mengatakan, prioritas kepada wisatawan nusantara sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar industri pariwisata dalam negeri dapat tetap tumbuh. Langkah pemerintah yang melarang masuknya warga China ke Indonesia juga demi melindungi masyarakat Tanah Air dari ancaman virus corona.

"Kita diinstruksikan untuk meningkatkan jumlah wisnus. Kenapa? ada dua sebab, pertama agar industri pariwisata tetap tumbuh dan kedua untuk bepergian keluar negeri juga ada risiko," kata Wishnutama saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (5/2).

Ia menerangkan, salah satu langkah pertama untuk mendorong kunjungan wisatawan Nusantara adalah dengan tersedianya harga tiket pesawat yang lebih rendah. Karena itu, Kemenparekraf telah meminta kepada pihak maskapai domestik untuk bisa berkontribusi dalam menurunkan harga tiket.

Wishnutama meyakini, ketika harga tiket pesawat lebih rendah, minat masyarakat untuk berwisata akan meningkat. "Sebaiknya memang berlibur di dalam negeri dahulu. Dan, Presiden dalam rapat terbatas menyampaikan usulan kalau bisa harga tiket pesawat dibantu diturunkan," ujarnya.

Di sisi lain, Kemenparekraf juga menyarankan kepada setiap kementerian dan lembaga untuk menyelenggarakan meeetings, incentives, conferencing, exhibitions (MICE) di destinasi-destinasi wisata Tanah Air. Kegiatan MICE saat ini juga menjadi salah satu penyumbang besar dalam pertumbuhan industri pariwisata, khususnya perhotelan dan restoran.

Wisman asal China memegang peranan penting dalam industri pariwisata domestik. Dari tahun ke tahun wisman China rata-rata menduduki peringkat pertama penyumbang terbanyak.

Tahun 2019 lalu, Badan Pusat Statistik mencatat total kunjungan wisman dari China mencapai 2,07 juta kunjungan. Sedang tingkat average spending per arrival (ASPA) wisman ke Indonesia sekitar 1.400 dolar per kunjungan. Dengan kata lain, dengan jumlah rata-rata 2 juta kunjungan per tahun, Indonesia berpotensi kehilangan devisa pariwisata hingga 2,8 juta dolar AS secara langsung.

Secara tidak langsung, Wishnutama menjelaskan potensi kehilangan devisa bisa mencapai 4 juta dolar AS karena adanya tren penurunan minat wisman untuk bepergian ke luar negeri dengan kondisi seperti ini. "Pasti akan ada kekhawatiran dan kita juga tidak berapa tepatnya kerugian yang ada karena kita belum tahu sampai kapan wabah ini berlangsung," kata dia.

Sementara itu, mengutip data terakhir Statistik Wisatawan Nusantara 2018, jumlah perjalanan wisnus sepanjang 2018 mencapai 303,4 juta kali dengan total pengeluaran Rp 291,02 triliun. Rata-rata lama bepergian wisnus selama 3,3 hari. Namun, rata-rata bepergian itu tercatat mengalami penurunan dibanding tahun 2017 yang mencapai 3,9 hari.  

Selain itu, ia juga mengungkapkan dampak yang bisa terjadi secara tidak langsung. Wishnutama menjelaskan potensi kehilangan devisa bisa mencapai 4 juta dolar AS karena adanya tren penurunan minat wisman dari negara lain untuk bepergian ke luar negeri. Itu dipicu oleh kekhawatiran masyarakat dunia terhadap penularan virus corona.

"Wabah ini terjadi di saat kebanyakan wistawan dunia melakukan pemesanan untuk liburan musim panas Mei-Agustus. Jadi, hitung-hitungannya menjadi tidak sederhana," kata Wishnutama.

Hal itu, secara langsung akan menurunkan gairah industri pariwisata di dalam negeri. Sekaligus, industri penerbangan yang berperan penting sebagai transportasi wisatawan mancanegara.

Wishnutama menuturkan, dalam waktu dekat Kemenparekraf bersama Kementerian Perhubungan akan melakukan pertemuan para maskapai. Khususnya bagi mereka yang terdampak kebijakan larangan terbang ke Cina.

Salah satu usulan yang akan disampaikan yakni agar maskapai yang terdampak bisa dicarikan alternatif rute selain China atau ke destinasi-destinasi wisata Indonesia. Selain itu, bisa juga dilakukan penambahan frekuensi penerbangan ke rute-rute domestik yang potensial.

Sejak hari ini penerbangan dari dan ke China mulai hari ini (5/2) ditutup sementara. Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan tetap ada peluang bisnis yang bisa didapatkan.

“Ini menjadi peluang baru bagi Soekarno-Hatta untuk dapat memperluas konektivitas penerbangan ke negara lain atau memaksimalkan rute yang telah ada saat ini,” kata Awaluddin. Dia menjelaskan pasar yang bisa digarap dengan adanya ruang lebih tersebut adalah rute Asia lainnya.

Beberapa di antaranya seperti India, Pakistan, Maladewa, Srilanka, Nepal, dan wilayah lain yakni Turki dan Australia. Awaluddin mengatakan saat ini terdapat 16 izin rute penerbangan dari Soekarno-Hatta ke China dan sebaliknya.

Izin rute tersebut adalah untuk melayani penerbangan dari dan ke Beijing, Guangzhou Baiyun, Shenzhen Bao’an, Shanghai Pudong, Kunming, Nanning, Haikou Meilan, Fuzhou Changle, dan Xiamen Gaoqi. “Total pergerakan pesawat yang melayani rute-rute itu sebanyak 143 pergerakan pesawat per minggu,” tutur Awaluddin.

Sementara itu, maskapai yang melayani penerbangan dari dan ke China di Bandara Soekarno-Hatta yakni Air China, China Southern, Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, Xiamen, China Eastern, Sriwijaya Air, dan Federal Express. Awaluddin menuturkan terdapat sekitar 16-20 slot penerbangan per hari yang terdampak karena penerbangan dari dan ke China ditutup sementara.

Pakar Pariwisata dari Universitas Andalas, Sari Lenggogeni mengatakan industri pariwisata nasional pada tahun ini akan dipenuhi ketidakpastian imbas merebaknya virus corona dari China. Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke destinasi wisata di Indonesia diprediksi menurun.

Sari menjelaskan, langkah pemerintah yang melarang penerbangan ke China mulai Rabu (5/2) merupakan langkah yang sudah tepat untuk melindungi masyarakat. Meskipun memang akan berdampak pada devisa pariwisata yang bisa diterima Indonesia.

"Secara global dipastikan seluruh industri wisata bisa dikatakan jauh penurunannya karena virus ini belum ada kepastian. Jadi, orang secara umum mengurangi perjalanan," kata Sari.

Ia mengatakan, industri pariwisata sangat rentan terhadap krisis bencana alam dan krisis kesehatan. Faktor eksternal itu secara langsung mempengaruhi persepsi risiko perjalanan secara global. Tak hanya dari wisatawan asing, wisatawan Nusantara yang ingin bepergian ke destinasi lokal juga bisa terpengaruh.

Sebagai contoh, adanya pemulangan ratusan wisatawan asal China dari Padang, Sumatra Barat beberapa waktu lalu. Hal itu diketahui oleh masyarakat luas Indonesia sehingga akan menimbulkan persepsi kekhawatiran wisatawan lokal untuk mengunjungi Padang.

"Jadi bisa terjadi berbagai macam penurunan kunjungan (wisman dan wisnus) sampai wabah virus ini bisa diketahui cara menghentikannya," kata Sari.

Sari menilai posisi Indonesia saat ini namun masih lebih unggul dibanding negara-negara tetangga lainnya yang memiliki jumlah kunjungan wisman lebih besar. Sebab, Indonesia belum terpapar virus corona.

Hal itu bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menjaring wisman selain China yang cenderung tidak terpengaruh dengan adanya persepsi risiko. Namun ke depan, ia mengingatkan agar Kemenparekraf bisa menciptakan suasana yang kondusif dan meyakinkan kepastian keamanan berwisata di Indonesia setelah situasi global mulai kondusif.

Pesan-pesan kepada wisatawan dunia harus disampaikan secara tepat untuk mengembalikan persepsi risiko perjalanan kembali membaik. "Perjalanan wisata di seluruh dunia akan mengalami penurunan yang sangat dahsyat. Jadi untuk saat ini berikan situasi yang kondusif dan setelah itu Kemenparekraf bisa memberikan pesan pemulihan kepada global," ujarnya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement