REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyiapkan sejumlah skenario jika ada pesawat dari Pemerintah China yang akan menjemput warga negaranya di wilayah Bali. Skenario itu termasuk menyediakan isolated parking stand khusus dan menyediakan slot penerbangan.
"Belum ada permohonan dari pihak China untuk melakukan penjemputan warganya di Bandara Ngurah Rai," ujar Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim, di Mangupura, Rabu (5/2).
"Namun, jika hal itu terjadi, kami sudah siap untuk melakukan beberapa skenario. Itu harus didiskusikan dengan otoritas bandara juga," ujarnya.
Menurut dia, apabila penjemputan dilakukan dibutuhkan persetujuan G to G antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah China. Arie mengatakan, pihaknya beberapa waktu lalu juga sudah melakukan rapat dengan jajaran pimpinan Pemerintah Provinsi Bali.
Pemerintah pada prinsipnya, tidak pernah melakukan pemulangan warga China. Justru Bali ingin wisatawan China tetap tinggal dan terus berlibur di Bali jika mereka dalam keadaan sehat.
"Makanya kami tidak pernah gunakan terminologi untuk memulangkan. Tetapi ada sejumlah situasi yang perlu diantisipasi seperti kondisi finansial wisatawan untuk melanjutkan liburannya. Sehingga pada rapat beberapa waktu lalu ada opsi bahwa komunikasi antara Pemprov Bali dengan Konjen China untuk melakukan penjemputan warga negara China yang ada di Bali maupun di Indonesia," ujarnya
Arie Ahsanurrohim menambahkan Bandara Ngurah Rai, Bali, telah resmi menghentikan sementara operasional penerbangan dengan rute dari dan ke China daratan. Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti arahan Presiden, Menteri Luar Negeri serta Menteri Perhubungan terkait penghentian sementara operasional penerbangan dari/ke China daratan terkait dengan penyebaran virus corona (novel Coronavirus/nCov).
"Terhitung sejak Rabu, 5 Februari 2020 pukul 00.00 WIB atau pukul 01.00 Wita tadi, kami secara resmi telah menghentikan sementara operasional penerbangan rute dari dan menuju China daratan. Hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian," ujarnya.
Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana mengaku dirinya juga telah melakukan rapat dengan Konsulat Jenderal China di Bali. Dia mendapatkan informasi bahwa banyak warga asal China yang saat ini ada di Bali ingin memperpanjang masa tinggalnya di Pulau Dewata.
Terkait hal tersebut, pihaknya juga telah mendapatkan informasi bahwa pemerintah memberikan fasilitas perpanjangan visa bagi warga asal China di Indonesia. "Ini kabar baik sekali. Untuk overstay untuk perpanjangan visa mereka bisa langsung diberikan di sini dan dengan sesuai ketentuan keimigrasian yang berlaku tentunya," ujarnya.