Kamis 06 Feb 2020 02:14 WIB

Terimbas Virus Corona, Jokowi Evaluasi Target Ekonomi?

Ekonomi Indonesia dinilai terkena imbas virus corona yang bermula dari China.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak menampik merebaknya wabah virus corona (2019-nCoV) di China dan negara-negara lain dunia akan berdampak pada perlambatan ekonomi dunia. Kondisi global itu pun diproyeksi akan merembet ke Indonesia dan berdampak pada petumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional. Meski begitu, Jokowi mengaku belum ada perhitungan terkait koreksi target pertumbuhan ekonomi nasional 2020.  

"Perlambatan growth global pasti. Itu semua menyampaikan yang sama. Negara-negara yang terkena imbas itu juga pasti kena. Kita ngomong apa adanya termasuk negara kita Indonesia. Tapi berapa persen nanti ada imbas ke pertumbuhan kita, itu yang belum bisa dikalkulasi," kata Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu (5/2).

Baca Juga

Pemerintah pun memilih untuk menunggu perkembangan dinamika ekonomi dunia dalam beberapa bulan ke depan. Jokowi menambahkan, sulit bagi pemerintah untuk melakukan perhitungan rinci saat ini, mengingat banyak negara dunia masih dalam perjuangan melawan penyebaran virus corona. Kebijakan internal masing-masing negara dalam menghadapi virus corona pun berbeda-beda.

"Ini kan masih dalam proses perjalanan semuanya, jadi menghitungnya negara manapun juga sulit," kata presiden.

Awal Januari 2019 lalu, pemerintah merilis asumsi dasar makro perekonomian nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Dalam RPJMN yang akan dilegalkan melalui Perpres ini, pemerintah mematok angka pertumbuhan ekonomi (rata-rata) hingga 2024 mendatang berada di rentang 5,6-6,2 persen per tahun. Khusus 2020, pemerintah mematok target pertumbuhan di angka 5,3 persen.

Sedangkan sepanjang 2019 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,02 persen. Angka ini mengalami perlambatan dibanding pertumbuhan ekonomi pada 2018 yang menyentuh 5,17 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement