REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku, pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk mencegah maraknya gangster yang berkeliaran di Kota Pahlawan. Upaya yang dilakukan di antaranya dengan memasang kamera face recognition yang dapat mendeteksi wajah seseorang.
“Kami sudah pasang kamera face recognition. Jadi, nanti kalau sudah ditangkap tidak ada lagi yang ngeles bahwa saya tidak ikut di situ (gengster), karena ini juga sudah tersambung dengan kependudukan,” kata Risma di Surabaya, Rabu (5/2).
Selain itu, Risma mengaku, Pemkot Surabaya dengan pihak kepolisian akan rutin menggelar patrol gabungan. Risma pun menegaskan, jika kamera Pemkot menangkap peristiwa meresahkan yang dilakukan kelompok gangster tersebut, tidak akan sungkan langsung memyerahkan rekamannya kepada pihak kepolisian.
“Sudah kita attack, kalau kita menemukan apa, kita langsung laporan ke Polres,” ujar Risma.
Terkait keinginan Bonek (supporter Persebaya) yang ingin ikut serta menghalau para gangster itu, Risma melarangnya. Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu meminta para Bonek untuk percaya kepada pihak kepolisian. Apalagi pihak kepolisian itu sudah dilengkapi senjata lengkap ketika bertugas menghalau para gangster itu.
“Jangan lah, nanti kalau ada apa-apa yang rugi nanti keluarganya. Percayalah kepada petugas kepolisian, kita juga akan rutin melakukan patrol,” kata Risma.
Risma menyatakan, saat ini pihaknya tidak akan melakukan intervensi untuk membantu para gangster yang tertangkap pihak kepolisian. Dimana anggota genster tersebut sebagian besar masih anak-anak di bawah umur. Risma pun mengaku sudah berkali-kali mempertemukan kedua kelompok gengster tersebut, tapi tidak dihiraukan.
“Kalau sudah seperti ini, saya sudah serahkan ke kepolisian. Kalau kemarinnya saya masih bisa intervensi, tapi sekarang saya tidak akan intervensi lagi, karena kalian tidak nurut,” ujar Risma.