Rabu 05 Feb 2020 06:53 WIB

Hotline 9 Kementerian untuk Jelaskan Virus Corona

Kementerian, di antaranya Kemenhub, Kemenaker, Kemenkeu melalui Bea dan Cukai.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri)
Foto: Antara/Muhammad Arif Pribadi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan membuka layanan hotline sembilan kementerian untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait penyebaran virus corona.

"Terkait antisipasi virus corona, pemerintah akan membuat 'hotline' 9 kementerian untuk memberikan informasi, yaitu Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja, Badan POM dan terutama Bea Cukai," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Bogor, Selasa (4/2).

Baca Juga

Airlangga menyampaikan hal tersebut seusai menghadiri rapat terbatas mengenai "Kesiapan Menghadapi Dampak Virus Corona" yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. "Kemenhub misalnya karena per hari Rabu, penerbangan dari Indonesia ke China sementara dihentikan dan dikeluarkan kebijakan-kebijakan terkait keimigrasian," ungkap Airlangga.

Sebelumnya disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahwa pemerintah akan menghentikan sementara penerbangan langsung dari dan ke China daratan sejak Rabu (5/2) pukul 00.00 WIB.

 

Pemerintah juga akan membatasi semua pendatang yang baru tiba dari China daratan. Mereka yang sudah berada di sana selama 14 hari tidak diperbolehkan untuk masuk maupun transit di Indonesia.

"Akan dimonitor setiap 2 minggu di bulan Februari ini, sedangkan terkait turis atau tenaga kerja asing dari China yang sudah di Indonesia dan belum sempat pulang, pemerintah akan memfasilitasi perpanjangan visa 'over stay' sampai 1 bulan," ungkap Airlangga.

Kebijakan lain yang diambil adalah pelarangan impor hewan hidup dari China seperti kura-kura, ular maupun jenis reptil lainnya mengingat transmisi virus corona adalah melalui manusia ke manusia maupun dari hewan hidup ke manusia. "Kebijakan pemerintah melarang impor 'live animal' dari Tiongkok, kalau sekarang ada yang dikirim akan dikembalikan," tambah Airlangga.

Kebijakan-kebijakan tersebut menyusul kebijakan lain yang sudah diputuskan pemerintah Indonesia yaitu penghentian sementara bebas visa kunjungan maupun visa on arrival serta meminta WNI untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke China daratan.

Atas kebijakan-kebijakan tersebut, Duta Besar Cina untuk Indonesia, Xiao Qian, memperingatkan Indonesia untuk tidak bertindak berlebihan dalam menanggapi penyebaran virus Corona. "Kita basisnya global health protocol," kata Airlangga menanggapi protes Dubes China tersebut.

Xiao Qian mengatakan, apa yang dilakukan Indonesia berpotensi menimbulkan dampak negatif terutama terhadap hubungan perdagangan antara Indonesia dan Cina ke depannya. Menurutnya, hubungan Indonesia-Cina sudah harmonis selama ini sehingga jangan sampai dirusak oleh tindakan yang berlebihan dan tidak rasional. Ia berharap pemerintah Indonesia bisa bertindak rasional dan yakin bahwa Cina akan memastikan penyebaran virus Corona bisa dihentikan.

Perkembangan terbaru, sudah ada 20.624 pasien virus Corona di seluruh dunia. Sementara itu, untuk angka korban meninggal, sudah mencapai 427 orang yang sebagian besar berasal dari China. Di Indonesia belum ditemukan pasien positif virus Corona.

Pada Ahad (2/2), pemerintah Indonesia juga sudah mengevakuasi 237 WNI yang tinggal provinsi Hubei dan satu WNA yang merupakan suami dari seorang WNI, serta 5 orang anggota Tim Aju KBRI Beijing.

Sebelum kembali ke rumah masing-masing, mereka ditempatkan lebih dulu di Pulau Natuna, kepulauan Riau untuk diobservasi selama 14 hari di RS TNI Terintegrasi Tingkat III Pangkalan TNI AU Raden Sadjad yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan, TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Kota Wuhan di provinsi Hubei, China menjadi pusat penyebaran virus corona tipe baru. Virus yang menyebabkan penderitanya mengalami pneumonia itu pertama ditemukan di Wuhan pada Desember 2019. Pemerintah China lalu mengarantina provinsi Hubei.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement