REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Harga bawang putih di Kota Solo terus meroket. Hal ini seiring dengan dihentikannya pengiriman komoditas tersebut dari China akibat merebaknya virus Corona.
"Sekarang bawang putih kating harga jualnya Rp 57.000-60.000/kg, kalau kemarin masih Rp 55.000/kg," kata salah satu distributor bawang putih di Pasar Legi, Warsini, di Solo, Selasa (4/1).
Ia mengatakan, sebelum adanya kenaikan tersebut harga bawang putih di angka Rp 46.000/kg. Untuk lonjakan harga sendiri terjadi pada tiga hari terakhir ini.
"Kalau dari informasi yang saya terima ya karena ada virus Corona ini, jadi impor distop dulu. Tetapi sampai sekarang konsumen masih banyak yang beli karena kan memang bawang putih merupakan bahan pokok untuk memasak," katanya.
Ia mengatakan, jika dibandingkan dengan komoditas lain seperti bawang merah, untuk bawang putih ini lebih cepat habisnya. Oleh karena itu, meskipun ada kenaikan harga, para pedagang mengaku tidak khawatir dengan penurunan penjualan.
"Memang konsumen jadi mengurangi pembelian, seperti jika biasanya dia membeli 10 kg, sekarang jadi hanya beli 3 kg. Saya pun jualnya dalam satu hari biasanya bisa sampai 5 kuintal untuk saat ini hanya 2 kuintal," katanya.
Ia mengakui ada penurunan pasokan dari gudang akibat terbatasnya stok. Jika biasanya Warsini bisa memperoleh 150-160 kuintal, untuk saat ini turun menjadi 120 kuintal.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta mencatat komoditas bawang putih menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kota Solo seiring dengan peningkatan harga yang terjadi beberapa hari terakhir.
"Bawang putih menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen. Kalau inflasi di Kota Solo pada bulan Januari 2020 sebesar 0,14 persen," kata Kepala BPS Kota Surakarta Totok Tavirijanto.
Ia mengatakan kenaikan harga bawang putih tersebut tidak lepas dari masih bergantungnya kebutuhan dalam negeri terhadap bawang putih impor.
"Pasokan bawang putih kita kan impor dari Tiongkok, di sisi lain negara tersebut sedang terkena wabah virus Corona. Jadi stok bawang putih menipis karena ada pembatasan impor ini," katanya.