Selasa 04 Feb 2020 20:22 WIB

Indonesia Perlu Optimalkan Bonus Demografi

Indonesia mulai memasuki puncak bonus demografi yakni pada periode 2020-2024.

Anak-anak memperingati hari Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia dengan mengikuti karnaval. Bonus demografi Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan menciptakan sumber daya manusia berkualitas.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Anak-anak memperingati hari Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia dengan mengikuti karnaval. Bonus demografi Indonesia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan menciptakan sumber daya manusia berkualitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Indonesia harus mengoptimalkan segera pemanfaatan dari bonus demografi karena saat ini Indonesia mulai memasuki puncak bonus demografi yakni pada periode 2020- 2024. Secara nasional periode bonus akan berakhir sekitar 2035-2038.

"Puncak bonus demografi tercapai pada tahun 2020-2024 artinya kira-kira pembangunan sumber daya manusia kita sudah mencapai level yang optimal atau belum," kata Sekretaris Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Turro Wongkaren, Selasa (4/2).

Baca Juga

Jika bonus demografi tidak disiapkan dengan maksimal melalui penciptaan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan tangguh, maka dapat dikatakan "gagal" dalam memanfaatkan bonus demografi secara sebesar-besarnya di masa puncak bonus demografi itu.

Menurut Torru yang juga Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, penduduk yang besar merupakan peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan harus diimbangi dengan pendidikan yang berkualitas dan relatif tinggi serta kemampuan dan keterampilan yang berdaya saing memasuki pasar kerja.

Untuk itu, percepatan seharusnya sudah dilakukan dan mencapai titik optimal untuk menyiapkan dan menghasilkan SDM Indonesia yang berkualitas agar dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan bersaing di kancah global sehingga Indonesia bisa memetik manfaat sebesar-besarnya dari bonus demografi itu.

"Kita harus mempersiapkan SDM dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan jumlah penduduk yang besar, persiapan SDM untuk keseluruhan tidak bisa dilakukan dengan pendekatan yang seragam," ujar Turro.

Turro mengatakan pasar tenaga kerja Indonesia masih mendua yakni sebagian disiapkan untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) unggulan yang dapat bersaing di kancah internasional, sementara sebagian lagi dipersiapkan untuk menjadi penduduk yang produktif.

Selain itu, menurut dia, perempuan merupakan sumber daya yang belum dimanfatkan secara optimal untuk meningkatkan ekonomi Indonesia. Padahal angkatan kerja perempuan cukup banyak.

Untuk itu, kontribusi perempuan harus dioptimalkan baik melalui pembangunan kualitas maupun peningkatan keterampilan perempuan Indonesia. Sementara saat ini kontribusi perempuan kepada Produk Domestik Bruto Indonesia sebesar 29 persen, sedangkan di Jepang sebesar 33 persen.

Menurut penghitungan McKinsey (2018), bila Indonesia dapat mengoptimalkan partisipasi perempuan sebagai SDM yang unggul, maka pendapatan nasional Indonesia berpotensi untuk meningkat sekitar 9 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement