Selasa 04 Feb 2020 19:03 WIB

Menko Airlangga: Larangan Impor dari China Sesuai Prosedur

China protes pembatasan impor produk dari negaranya di Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: Republika/Wihdan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa kebijakan pembatasan transportasi dari dan menuju China, serta larangan impor hewan hidup dari China, sudah sesuai prosedur.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, pemerintah telah mengikuti protokol kesehatan global dalam mengantisipasi penyebaran virus corona (2019-nCoV). Pernyataan Airlangga menyusul keberatan yang disampaikan China terhadap kebijakan tersebut. 

Baca Juga

"Sudah dilaporkan oleh Menteri Kesehatan dan kita ikuti Global Health Protocol. Kita basisnya itu," kata Airlangga usai menghadiri rapat terbatas di Istana Bogor, Selasa (4/2).

Pemerintah memang memutuskan untuk menyetop impor hewan hidup dari China, menyusul meningkatnya antisipasi terhadap penyebaran virus corona. Tak hanya itu, pemerintah juga menutup seluruh penerbangan dari dan menuju China per Rabu (5/2) dini hari nanti. Pembatasan jalur transportasi dari dan menuju China juga dilakukan sejumlah negara lainnya.

Sebelumnya, Kedutaan Besar China di Indonesia meminta pemerintah tak berlebihan dalam merespons wabah virus corona. Hal itu sehubungan dengan diterapkannya pembatasan perjalanan dan impor produk makanan serta minuman dari China. Pemerintah China menyebut penghentian impor beberapa jenis produk dari China oleh Indonesia dapat berdampak negatif bagi hubungan perdagangan kedua negara.

Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, mengaku prihatin terhadap rencana pemerintah Indonesia tersebut karena menurut dia, apabila dilakukan, tindakan tersebut dapat berdampak buruk bagi hubungan kedua negara. Xiao pun mengatakan hingga saat ini, belum ada bukti bahwa virus corona dapat ditularkan melalui barang-barang impor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement