REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi (Pemprov) bakal Jawa Barat akan melakukan sejumlah strategi untuk menangani lahan kritis pada 2020 ini. Khususnya, yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Citarum dan Kawasan Bandung Utara.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Jabar Hendy Jatnika, pihaknya turut serta mengentaskan lahan kritis di Jabar.
"Salah satunya, melalui Penataan lahan pertanian sayuran dengan penerapan teras bangku pada lahan miring," ujar Hendy, Selasa (4/2).
Untuk tahun ini, kata dia, demplot lahan sayur dengan teras pangku akan dilakukan pada dua kawasan. Yaitu di Cimenyan, Kabupaten Bandung dan Kertasari, Kabupaten Bandung.
"Tahun ini demplot lahan sayur dengan teras pangku 20 hektar di Cimenyan dan 20 hektar di Kertasari," katanya.
Hendy mengatakan, pihaknya pun bersinergi dengan beberapa stakeholder. Di antaranya bersama Dinas Kehutanan (Dishut) Jawa Barat untuk mengembangkan agroforestri.
"Agroforestri ini dengan mengembangkan jeruk, alpukat dan kopi," katanya.
Selain itu, kata dia, tahun ini, pihaknya akan melakukan penyediaan benih buah-buahan sebanyak 400 ribu pohon. Ratusan pohon buah-buahan ini di antaranya bakal ditanam di lokasi DAS Citarum.
"Bisa juga untuk agroforestri dan kebun buah-buahan yang mono kultur," katanya.
Sementara menurut Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Jawa Barat Epi Kustiawan, penanganan lahan kritis ini sedang dikoordinasikan dengan sejumlah pihak. Hal tersebut, untuk memastikan luas lahan kritis yang bakal dientaskan pada tahun 2020 ini.
Karena, kata dia, penanganan lahan kritis di Jabar dilaksanakan oleh beberapa Instansi yaitu Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung, Citarum Ciliwung dan Balai PDASHL Cimanuk Citanduy dan Pemprov Jabar.
Pemprov Jabar, kata dia, berupaya berperan penuh dalam upaya penanaman pohon di lahan kritis. Di antaranya dengan merencanakan program penanam 25 juta pohon pada 2020 ini.
Gubernur Jawa Barat pun turut menanam 222.020 bibit pohon pada lahan kritis sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Hal tersehut dilakukan dalam sebuah gerakan bernama Leuweung Padjadjaran pada Ahad (2/2/) lalu.
Ratusan ribut bibit itu terdiri dari 150 jenis pohon, 89 pohon di antaranya tergolong tanaman endemik atau langka. Di mana merupakan sumbangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Kementerian Sosial, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan Provinsi Jabar serta Forum DAS Jabar. Penanaman sekitar 222 ribu pohon itu ditanam dari hulu sampai hilir meliputi 10 kabupaten kota, 133 kecamatan dan 915 desa kelurahan.
Gerakan Leuweung Padjadjaran dimulai dari kaki gunung Patuha, tepatnya Desa Kampung Gambung, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Gerakan lingkungan ini pun melengkapi gerakan penanaman 25 juta pohon yang akan dicanangkan Pemprov Jabar bulan depan.
Ridwan Kamil mengatakan, rehabilitasi lahan kritis di DAS Citarum tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja tetapi melibatkan seluruh stakeholders termasuk partai politik dan masyarakat.
"Nanti akan ada program yang lulus wisuda nyumbang satu pohon, yang mau menikah nyumbang 10 pohon, rotasi/ mutasi PNS nyumbang 10 pohon dan yang surat Izin Mendirikan Bangunannya (IMB) terbit bisa nyumbang 1.000 pohon. Jadi semua ini adalah gerakan bersama," papar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Perlu diketahui, berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2019 di seluruh Indonesia ada sekitar 900.000 hektare lahan kritis. Di mana 700.000 hektare di antaranya berada di Jawa Barat.