REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan, pasien yang dirawat di ruang isolasi khusus di Rumah Sakit Bahreramas di daerah itu negatif virus corona. Pasien tersebut telah dirawat di ruang isolasi sejak Senin (3/2) lantaran mengalami demam dengan suhu tubuh 39,7 derajat Celcius dengan riwayat perjalanan dari Korea Selatan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sultra, Andi Hasnah saat jumpa pers, di Kendari, Selasa mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait pasien tersebut. Menurutnya, Kementerian mengatakan bahwa warga Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari berinisial MW (22) itu tidak terpapar virus corona jenis baru yang wabahnya berpusat di Wuhan, Hubei, China.
"Dinas Kesehatan Sultra berkoordinasi dengan pusat untuk memeriksa pasien, tetapi dari hasil konsultasi bahwa hal itu seharusnya tidak perlu dikhawatirkan karena dia bukan suspect corona," katanya.
Andi juga mengungkapkan, saat ini kondisi pasien sudah membaik. Ia menjelaskan, seseorang baru disebut suspect corona andaikan pernah kontak atau berkunjung ke negara terjangkit seperti China atau pernah kontak dengan orang yang mengalami penyakit akibat virus corona, atau dia terjangkit dari hewan yang terinfeksi virus.
Menurut Andi, pasien tidak memiliki kriteria tersebut. Ia juga mengungkapkan pasien tersebut sebelumnya telah mengalami batuk sebelum melakukan perjalanan ke keluar negeri dan tidak beristirahat dengan cukup, sehingga penyakit itu semakin berat.
Selain itu, menurut Andi, isolasi terhadap pasien tersebut dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan dari pihak Rumah Sakit Bahteramas. "Daripada dia tidak diisolasi terus dia positif jadi sudah ada aturannya. Yang kita syukuri itu adalah tingkat kewaspadaan Rumah Sakit Bahteramas sudah bagus," kata Andi Hasnah.
Andi mengimbau masyarakat agar tidak dengan mudah mengambil kesimpulan bahwa pasien yang disebut terduga berarti positif terpapa rvirus corona. Kategori terduga (suspect) memiliki banyak jenis, seperti suspect pneumonia bakterial, suspect pneumonia akut, supsect pneumonia corona, dan lainnya.
Untuk menentukan diagnosis pasti, menurut Andi, pihak rumah sakit masih harus melakukan uji laboratorium dan rontgen. Ia menjelaskan, semua yang datang di rumah sakit kalau belum ada diagnosisnya, maka dokter akan mengatakan bahwa itu adalah suspect.
"Tetapi, untuk memastikannya masih dibutuhkan pemeriksaan dan hasil laboratorium, foto rontgen. Jadi pasien ini memang pasien suspect, tapi bukan suspect pneumonia corona karena dia tidak dari negara terjangkit China," jelasnya.
Ditempat yang berbeda, Plt Direktur Bhatermas, Sjarif Subijakto saat dihubungi di Kendari, Selasa, mengatakan saat ini pasien dalam kondisi pemulihan.
"Kondisi (pasien) baik sekarang, semoga negatif. pasien masih diisolasi delapan hari lagi," katanya.