Selasa 04 Feb 2020 16:11 WIB

Jokowi Hitung Potensi Pelambatan Ekonomi Akibat Virus Corona

Jokowi menilai 3 sektor dalam ekonomi akan terimbas dampak virus corona.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2020 di Sentul International Convention Center, Sentul, Bogor, Jawa Barat (4/2/2020).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2020 di Sentul International Convention Center, Sentul, Bogor, Jawa Barat (4/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk mulai mengkalkulasi dampak ekonomi yang dihadapi Indonesia, menyusul risiko perlambatan ekonomi China akibat wabah virus corona (2019-nCoV).

China memang menghadapi 'keterasingan' setelah sejumlah negara dunia, termasuk Indonesia, menutup pintu keluar-masuk bagi pendatang dari China daratan. Kegiatan perdagangan pun otomatis ikut terhenti.

Baca Juga

Dalam sambutan rapat terbatas yang dipimpinnya, Jokowi mewanti-wanti menteri-menterinya untuk mengawasi sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata dalam negeri. Ketiga sektor tersebut diyakini berpotensi terimbas dari kebijakan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk membatasi diri dari konektivitas transportasi ke China.

Jokowi membeberkan, China merupakan tujuan ekspor utama Indonesia dengan pangsa pasar 16,6 persen dari seluruh nilai ekspor nasional. Berdasarkan data dari Trade map, pada 2018 nilai ekspor Indonesia ke China mencapai 17,126 miliar dolar AS dari total nilai ekspor Indonesia senilai 180,215 miliar dolar AS. Nilai ekspor tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2016 dan 2017 yang masing-masing 16,785 miliar dolar AS dan 23,049 miliar dolar AS.

"Tapi juga sekaligus (China) negara asal impor terbesar Indonesia. Karena itu betul-betul harus diantisipasi dampak dari virus corona dan perlambatan ekonomi di China terhadap produk ekspor kita," kata Jokowi dalam rapat terbatas level menteri di Istana Bogor, (4/2).

Jokowi juga menilai bahwa terputusnya hubungan dagang antara China dengan sejumlah negara akibat virus corona bisa menjadi 'peluang' Indonesia untuk mengambil ruang kosong komoditas ekspor asal China. Artinya, negara-negara yang sebelumnya mengimpor produk China bisa dialihkan ke Indonesia.

"Saya juga melihat hal ini memberikan momentum bagi industri substitusi impor di dalam negeri untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari China," kata presiden.

Selain itu, Jokowi juga meminta Kementerian Pariwisata untuk menyiapkan langkah kontingensi atas dampak ditutupnya pintu kedatangan wisatawan asing asal China. Jokowi menyoroti dua daerah yang selama ini paling banyak disambangi turis China, yakni Bali dan Manado, Sulawesi Utara. Dua destinasi tersebut memang terhubung dengan penerbangan langsung dari dan menuju China.

"Dalam jangka pendek juga saya minta dimanfaatkan peluang untuk menyasar ceruk pasar wisatawan mancanegara yang sedang cari alternatif untuk destinasi wisata karena batal berkunjung ke hCina," kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement