Selasa 04 Feb 2020 15:49 WIB

China Padukan Obat Tradisional dan Modern Tangani Corona

Perpaduan obat tradisional dan modern memberikan progres yang baik.

Foto kamar pasien di Rumah Sakit Huoshenshan, Wuhan. China membangun rumah sakit baru yang dikhususkan untuk mengatasi virus Corona.
Foto: Shepherd Zhou/EPA
Foto kamar pasien di Rumah Sakit Huoshenshan, Wuhan. China membangun rumah sakit baru yang dikhususkan untuk mengatasi virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian, mengatakan, para ahli medis di negaranya menggunakan gabungan dari metode pengobatan tradisional China dan medis modern Barat untuk menangani pasien yang terjangkit virus Corona.

Dalam acara jumpa pers yang digelar di kediaman resmi Duta Besar China di Jakarta, Selasa, Dubes Xiao mengatakan terdapat 632 penderita virus corona atau 2019-nCoV yang telah sembuh.

Baca Juga

Meski dia tidak menjelaskan secara detil terkait langkah-langkah penyembuhan serta obat-obatan yang digunakan dalam upaya penyembuhan para pasien tersebut, Dubes Xiao menjelaskan perpaduan dua cara tradisional dan modern menghasilkan kemajuan yang baik.

“Menurut saya kalau detail tentang langkah-langkah pengobatan dan obat yang digunakan mungkin harus dijawab ahli-ahli negara kami. Tetapi, saya bisa konfirmasi bahwa sekarang ahli-ahli China menggunakan baik cara medis tradisional China dan cara medis western,” katanya.

Dia menjelaskan para ahli di Negeri Tirai Bambu itu tengah berupaya melakukan penelitian terkait vaksin dan obat yang dapat menjadi jawaban bagi virus Corona yang merebak hingga ke luar China.

“Belakangan ini, laboratorium nasional China sudah mengisolasikan tiga strain virus dan akan membuat vaksin dari strain virus itu,” katanya.

Institut terkait di Akademi Ilmu Pengetahuan China, kata dia, juga telah menyaring beberapa obat yang dapat menghambat penyebaran wabah itu. Dia pun berharap agar vaksin dan obat terkait dapat segera ditemukan.

Lebih lanjut, Xiao juga menjelaskan bahwa para ahli juga tengah meneliti asal-usul virus yang pertama muncul di kota Wuhan, provinsi Hubei itu. “Berdasarkan penelitian pusat pengendalian penyakit China, virus baru ini ada kemungkinan besar berasal dari binatang liar. Kemungkinan besar berasal dari kelelawar,” katanya.

Meski demikian, dia menegaskan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan guna memastikan asal-usul virus tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement