REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Sebanyak 10 mahasiswa asal Kabupaten Probolinggo yang baru pulang dari China dipastikan tidak terjangkit virus corona setelah menjalani observasi selama tiga hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sejauh ini, sudah ada 16 pelajar Probolinggo yang tiba di Kabupaten Probolinggo.
"Pihak rumah sakit memastikan para mahasiswa itu dalam keadaan sehat dan tidak terindikasi terjangkit novel Coronavirus (n-CoV)," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto saat menggelar jumpa pers di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Senin.
Menurut Anang, mahasiswa Probolinggo yang baru datang dari China itu langsung dilakukan pengamatan dan pemantauan pertama di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, namun sebelumnya mereka telah menjalani sejumlah screening mulai sebelum ke luar dari China hingga tiba di Indonesia.
"Dari sini, ada 10 mahasiswa yang sudah diobservasi selama dua hingga tiga hari dan selanjutnya mereka kembali ke rumahnya masing-masing karena dinyatakan sehat," tuturnya.
Anang mengatakan, mahasiswa yang sudah kembali ke keluarganya masing-masing tetap akan dimonitor oleh pihak puskesmas. Apabila di kemudian hari timbul gejala, maka pihaknya akan mengembalikan mereka ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Para mahasiswa asal Probolinggo yang menempuh studi di China tak tinggal di Wuhan, Provinsi Hubei. Mereka berdomisili di kota lain yang jaraknya hampir mencapai 900 kilometer dari Wuhan, namun para mahasiswa tetap menjalani sejumlah pemeriksaan yang sangat ketat dan tidak diizinkan keluar rumah.
"Setelah keluar dari China, mereka juga menjalani pemeriksaan. Mereka memenuhi prosedur keimigrasian dan kesehatan pelabuhan, mereka mendapatkan kartu kuning kesehatan. Alhamdulillah, semuanya sehat," katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr Mansur menyebutkan para mahasiswa tersebut ditanya terkait tanda-tanda gejala terjangkit virus corona, seperti demam, batuk dan sesak napas. Di samping itu juga pemeriksaan fisik berupa tekanan darah, denyut nadi dan pernapasan, dan foto rontgen.
"Hasil pemeriksaan seluruh mahasiswa tidak ada tanda-tanda dari virus corona tersebut," ujarnya.
Mansur mengatakan, mahasiswa tersebut adalah orang dalam pemantauan dan sehat karena itu mereka hanya diobservasi dan tidak ada pantangan apapun baik makanan dan minuman. Mereka hanya saja diharuskan membatasi aktivitasnya dan disarankan selalu memakai masker sampai masa batas inkubasi hingga 14 hari terlewati.
"Sesampainya di rumah, mereka juga tetap harus memakai masker dan membatasi komunikasi dengan keluarga dan masyarakat. Hal itu dilakukan agar tetap sehat karena orang yang sehat tidak akan terserang virus dan kuman," katanya.