Senin 03 Feb 2020 23:13 WIB

Kemenristek Dukung Realisasi BBN di Muba

Penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar dinilai memberi banyak manfaat.

Ilustrasi.
Foto: Abdan Syakura
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendukung penuh realisasi bahan bakar nabati (BBN) di Musi Banyuasin (Muba). Ia mengatakan, hal ini merupakan suatu terobosan penemuan yang luar biasa, seperti pengganti BBM.

"Penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar akan memberikan banyak manfaat. Pertama, hal tersebut akan menekan impor minyak dan kedua bisa menjaga harga komoditas sawit karena akan terserap oleh dalam negeri. Dan kami berkeyakinan Muba akan siap dalam realisasinya nanti," kata Menristek/Kepala BRIN, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, dalam keterangannya, Senin (3/2).

Dilihat dari sisi ekonomi yang akan muncul dari biofuel ini, ia menilai akan luar biasa. Sebab, saat ini melalui program replanting, CPO saja sudah berefek adanya peningkatan ekonomi dan membuka lapangan di dunia kerja.

Lanjut Bambang, akan ada dua pola nantinya yang ditawarkan dalam upaya realisasi dan support BBN yakni menggunakan sistem pola investor dan BUMN.

"Inovasi ini wajib kita pikirkan kalau semua kebutuhan bahan bakar dipenuhi dari katalis ini, yang namanya kebun rakyat akan hidup, harga TBS sawit akan meningkat, sehingga masyarakat secara keseluruhan sejahtera. Karena lebih banyak dilibatkan kebun rakyat," kata dia menambahkan.

Sementara itu, Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan pihaknya sangat serius untuk realisasi BBN, yang merupakan inovasi pengolahan kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati. "Dalam upaya pembangunan pabrik IVO dan CPO Muba menggandeng ITB, dan Alhamdulillah FS sudah selesai, Insya Allah tahun 2021 sudah mulai berjalan," kata dia.

Ketua KADIN Sumsel ini juga menambahkan, Muba juga telah melakukan program peremajaan perkebunan sawit berkelanjutan (sustainable) milik kebun rakyat. Saat ini sudah puluhan ribu hektare lahan yang sudah diremajakan.

"Nah, realisasi BBN inilah merupakan kelanjutan dari program peremajaan perkebunan sawit milik rakyat, jadi program ini benar-benar nantinya berkelanjutan," kata Dodi.

Keberadaan BBN diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dengan BBM. Selain itu, diharapkan pula dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit di Indonesia secara umum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement