Senin 03 Feb 2020 16:33 WIB

Corona Sudah Menginfeksi 17.200 Orang

Kasus corona baru terus bermunculan di berbagai belahan dunia.

Foto kamar pasien di Rumah Sakit Huoshenshan, Wuhan. China membangun rumah sakit baru yang dikhususkan untuk mengatasi virus Corona.
Foto: Shepherd Zhou/EPA
Foto kamar pasien di Rumah Sakit Huoshenshan, Wuhan. China membangun rumah sakit baru yang dikhususkan untuk mengatasi virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fergi Nadira, Gumanti Awaliyah

Komisi Kesehatan Nasional China mencatat, per Senin (3/2), jumlah total infeksi dalam wabah virus korona telah melewati angka 17.200 secara nasional. Sebanyak 2.829 kasus baru dikonfirmasi.

Baca Juga

Dalam laporan harian, komisi tersebut mengatakan terdapat 57 kematian baru akibat virus corona. Kematian bertumpu di Provinsi Hubei yang paling parah terkena dampaknya. Kecuali satu di megalopolis barat daya Chongqing.

Dilansir Channel News Asia, total kematian akibat virus corona baru secara nasional  China menjadi 361. Kematian terbaru muncul sehari setelah China memberlakukan karatina di kota besar yang jauh dari pusat wabah.

Pihak berwenang di Hubei melaporkan 56 kematian baru. Sehingga terhitung korban kematian akibat corona di China menjadi 360, melebihi 349 kematian di daratan China pada tahun 2002-2003 akibat Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Upaya untuk menekan penyebaran corona di China terus berlanjut. Pihak berwenang telah mengambil tindakan di kota timur Wenzhou.

Pemerintah menutup jalan dan membatasi orang ke luar ataupun masuk ke rumah mereka. Wenzhou berjarak sekitar 800 kilometer dari Wuhan.

Negara-negara G7 seperti Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat mengonfirmasi kasus virus corona telah merasuki negara-negara itu. Semua negara itu dilaporkan akan membahas tanggapan bersama menyoal virus corona.

Sebagian besar infeksi di luar negeri telah terdeteksi dari orang yang melakukan perjalanan dari Wuhan, pusat industri dengan 11 juta orang, atau daerah di sekitar Provinsi Hubei.

Kasus baru corona masih terus bermunculan pemerintah Kerala, negara bagian India, mengonfirmasi kasus ketiga virus corona baru atau Novel 201 Coronavirus (201-nCoV) di Kasaragod, Kerala. Menteri Kesehatan Kerala, KK Shailaja telah berkoordinasi dengan Majelis Kerala terkait hal itu.

Menurut Shailaja, orang ketiga yang positif terinfeksi virus yaitu seorang mahasiswa kedokteran yang baru kembali dari Wuhan, China. Pasien telah dirawat di rumah sakit distrik Kanhangad dan kini dipindahkan ke bangsal isolasi.

"Kondisi pasien stabil dan sedang dimonitor. Tidak perlu panik," kata Shailaja dilansir dari The New Indian Express.

Sebelumnya, pasien pertama dan kedua yang terinfeksi virus corona baru di Kerala juga merupakan mahasiswa. Keduanya masing-masing berada di bangsal isolasi perawatan di rumah sakit Thrissur Medical College dan Alappuzha Medical College.

Hingga kini pemerintah Kerala masih mengawasi 1.793 orang yang baru kembali dari China. Sebanyak 70 orang telah dirawat di bangsal isolasi rumah sakit di Kerala dan sisanya telah dikarantina di rumah. Kasus positif dari virus 2019-nCoV hanya dilaporkan di Kerala, lantaran banyak warga Kerala yang studi di Wuhan China.

Dari Thailand juga dilaporkan, dokter di Thailand berhasil meracik obat guna melawan virus corona jenis baru atau Novel 2019 Coronavirus (2019-nCoV). Dengan mengombinasikan obat flu dan HIV, kondisi pasien yang dilaporkan parah berhasil membaik dalam 48 jam setelah menerapkan pengobatan.

Para dokter dari Rumah Sakit Rajavithi Bangkok menyampaikan, pendekatan baru dalam pengobatan virus korona ini telah membuat kondisi pasien yang dirawat kian membaik. Termasuk seorang wanita dari Wuhan China berusia 70 tahun yang positif terkena virus corona selama 10 hari.

Obat yang diberikan merupakan campuran obat anti-HIV lopinavir dan ritonavir dengan obat flu oseltamivir dalam dosis besar.

"Kami belum bisa menyebut ini adalah obat virus corona, tetapi kondisi pasien telah jauh membaik. Dari tes positif selama 10 hari di bawah perawatan kami, setelah menerapkan kombinasi obat ini, hasil tes menjadi negatif dalam waktu 48 jam,” kata Dokter Spesialis Paru-paru di Rajavithi Dr. Kriangska Atipornwanich dilansir Reuters.

"Prospeknya bagus tapi kami masih harus melakukan lebih banyak penelitian untuk menentukan bahwa ini bisa menjadi pengobatan standar," jelas dia.

Namun dokter lain mengatakan, kombinasi obat ini tidak manjur terhadap semua pasien. Sebab pada pasien tertentu, kala ia diberi obat kombinasi tersebut malah menunjukkan reaksi alergi.

Thailand telah mencatat 19 kasus coronavirus. Namun delapan pasien telah pulih dan bisa pulang, sementara 11 lainnya masih dirawat di rumah sakit.

Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis, Somsak Akkslim mengatakan, Kementerian kesehatan Thailand akan bertemu untuk membahas pengobatan tersebut. Namun dia mengingatkan, terlalu dini untuk mengatakan bahwa pendekatan ini dapat diterapkan untuk semua kasus.

"Awalnya kami akan menerapkan pendekatan ini hanya untuk kasus yang parah," kata dia.

photo
Pekerja menyiapkan area karantina bagi pasien dengan sejarah kepergian ke China serta memiliki gejala corona, di sebuah RS swasta di Manila, Filipina, Jumat (31/1). Pada Ahad (2/2), Filipina melaporkan kasus kematian corona pertama.

Daftar penderita corona di dunia:

- China: 17.205 kasus di China daratan, dengan 14 kasus di Hong Kong dan 7 di Makau. Sebanak 361 kematian terpusat di Hubei.

- Jepang: 20

- Thailand: 19

- Singapura: 18

- Korea Selatan: 15

- Amerika: 11

- Jerman: 10

- Taiwan: 10

- Malaysia: 8

- Australia: 7

- Vietnam: 8

- Uni Emirat Arab: 5

- Kanada: 4

- India: 3

- Filipina: 1 kasus meninggal, 1 kasus tambahan.

- Rusia: 2

- Italia: 2

- Inggris: 2

- Nepal: 1

- Swedia: 1

- Spanyol: 1

- Kamboja: 1

- Finlandia: 1

Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement