Senin 03 Feb 2020 14:18 WIB

Kominfo Pertimbangkan SMS Blast Virus Corona

Kominfo mempertimbangkan menyebarluaskan SMS untuk tangkal hoaks virus corona.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, mempertimbangkan menyebarluaskan SMS untuk tangkal hoaks virus corona.
Foto: Republika TV/Wibisono
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, mempertimbangkan menyebarluaskan SMS untuk tangkal hoaks virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika mempertimbangkan akan mengirim imbauan melalui pesan pendek (SMS) yang disebarluaskan kepada pengguna ponsel. SMS blast ditujukan untuk mengajak masyarakat agar tidak mempercayai informasi yang tidak jelas kebenarannya terkait virus corona.

"Kami sedang siapkan supaya (informasi) di-blast (sebarluaskan melalui SMS)," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, usai jumpa pers tentang virus corona di kompleks kementerian, Senin.

Baca Juga

Kominfo menjaring 54 hoaks tentang virus corona di media sosial dan platform berkirim pesan pada periode 23 Januari-3 Februari. Kementerian menyatakan, mereka juga bekerja sama dengan penyelenggara platform digital untuk mengatasi hoaks tentang corona.

Johnny meminta masyarakat yang mengetahui bahwa informasi tersebut adalah hoaks untuk memberi informasi yang benar dan menyebarkannya ke orang lain. Ia mengatakan, andaikan hanya dari Kominfo, maka tidak akan menjangkau semua.

Kominfo meminta masyarakat untuk selalu mengecek kebenaran informasi yang beredar dari sumber-sumber yang resmi, antara lain situs Kementerian Kesehatan kemkes.go.id dan Kementerian Luar Negeri kemlu.go.id. Pemerintah sudah melakukan beberapa langkah untuk mencegah penyebaran virus corona ke Indonesia, antara lain mengkarantina warga negara Indonesia yang dipulangkan dari China di Natuna.

Pemerintah akan menutup penerbangan dari dan menuju China mulai Rabu (5/2) pukul 00.00. Selain itu, untuk sementara kebijakan bebas visa dan visa on arrival untuk warga negara China yang tinggal di daratan China dicabut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement