REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi) memastikan virus novel corona (nCoV) tak berpengaruh terhadap perjalanan ibadah umrah.
"Saat ini belum berpengaruh minat Umrah ke Makkah dan Madinah," kata Ketua Sapuhi Syam Resfiadi saat dihubungi, Ahad (2/2).
Syam mengatakan, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan harus waspada terhadap penyebaran virus corona, sehingga perjalanan ibadah umrah jamaah tidak terganggu. Pemerintah Arab Saudi menjadi pihak yang bertanggung jawab atas pelindungan jamaah setelah berada di Tanah Suci.
"Memang perlu pengawasan ketat dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi dan Indonesia agar jangan sampai ada yang tertular," katanya.
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan telah mengimbau kepada jamaah umrah dan jamaah haji masa tunggu (Calhaj) untuk selalu menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) dan selalu berpikir positif. Hal tersebut dinilai mampu menangkal risiko penyakit, terutama yang disebabkan wabah virus Novel corona (nCoV) yang menyerang China.
"Sedikitnya ada tujuh saran yang harus menjadi perhatian para calon jamaah haji, agar di masa tunggu sampai menjelang keberangkatan tetap sehat," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka belum lama ini.
Pertama, para jamaah haji tetap melakukan pola hidup bersih dan sehat, kedua memasak makanan dan minuman dengan sempurna, ketiga senantiasa berperilaku hidup bersih.
"Setiap selesai beraktivitas dan akan melaksanakan aktivitas lainnya untuk senantiasa cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir," katanya.
Keempat calon amaah haji juga harus makan-makanan yang sehat dan istirahat yang cukup, kelima jika sudah terserang batuk dan gejala flu segera berobat ke Puskesmas atau Rumah sakit.
Keenam selalu berdoa dan optimis agar hidup sehat. Ketujuh, jamaah harus membiasakan diri selalu berpikir positif dalam kehidupanya.
"Insya Allah tujuh saran itu bisa menjadi iktiar kita sebagai calon jamaah haji mencegah segal jenis penyakit," katanya.