Senin 03 Feb 2020 06:19 WIB

Sekda: Sistem Drainase di Kemayoran Dievaluasi

Daerah sekitar Monas tergenang setinggi 30 sentimeter.

Rep: Amri Amrullah/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Banjir menutupi Underpass Kemayoran, Jakarta, Ahad (2/2/2020).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Banjir menutupi Underpass Kemayoran, Jakarta, Ahad (2/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Saefullah menyarankan Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Kemayoran untuk mengevaluasi sistem drainase di lintas bawah Kemayoran, Jakarta Pusat, yang sudah dua kali dilanda banjir sejak awal tahun 2020. Setelah banjir menenggelamkan lintas bawah itu pada 25 Januari lalu, kini lintas bawah ini kembali tenggelam pada Ahad (2/2).

"Untuk PPK Kemayoran, saya sarankan drainase mesti dievaluasi," kata Saefullah di lokasi banjir lintas bawah Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad (2/2).

Saefullah mengatakan, banjir berulang di lintas bawah Kemayoran harusnya menjadi evaluasi dan ada perbaikan pada sistem pompa air. Seharusnya, dia melanjutkan, pompa di bawah lintas bawah Kemayoran dihitung ulang kapasitasnya. Pasalnya, pompa ini harus melebihi debit air yang masuk.

Selain itu, kata Sekda, ada ketidakberesan di sistem aliran air karena masih ada air yang jatuh dan dibuang di lintas bawah Kemayoran. "Kemayoran harus punya sistem polder sendiri, seperti di Ancol yang tidak ada masalah saat ini," ujar dia.

Saefullah juga mengatakan, tanggung jawab utama penanganan banjir rutin di lintas bawah Kemayoran ada di PPK Kemayoran. "Ini otoritas tanggung jawab PPK Kemayoran. Tapi, karena ada di wilayah Jakarta, kami turut berpartisipasi," kata Saefullah.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan menurunkan lima unit mobil pompa untuk membantu penyedotan air. Hingga pukul 14.00 WIB, terpantau sekitar 10 unit pompa yang bekerja di lokasi banjir dari berbagai institusi di antaranya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWSCC).

"Tadi Pak Sekda sudah perintahkan untuk keluarkan semua pompa untuk membantu penyedotan," kata petugas piket damkar, Sani.

Sekitar pukul 08.00 WIB, air sudah merendam lintas bawah Kemayoran dengan ketinggian empat meter. Pekan lalu, banjir juga merendam lokasi yang sama diakibatkan curah hujan tinggi.

Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Provinsi DKI Jakarta memperkirakan pengeringan banjir di lintas bawah Kemayoran membutuhkan waktu paling lama dua hari. "Normalnya dua hari, tetapi tergantung curah hujan," kata Kadis PKP DKI Jakarta Satriadi Gunawan di lokasi banjir, Ahad.

Satriadi mengatakankan, pihaknya hanya sebatas membantu sesuai arahan kepala daerah. Untuk itu, PKP menurunkan lima unit mobil pompa dari gabungan Sudin PKP Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.

Perwira piket damkar, Sani, menambahkan, Sekda Saefullah juga sudah memerintahkan pihaknya mengeluarkan semua pompa untuk membantu penyedotan banjir. Sani menyatakan, ketinggian air saat ini sekitar empat meter. Ketinggian ini dinilai masih lebih rendah jika dibandingkan banjir di lokasi yang sama pada pekan lalu.

"Jumlah pompanya masih sama dan kemarin pengeringan butuh waktu tiga hari," ujar Sani.

Sekitar Monas Tergenang

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu (1/2) sore hingga malam. Kondisi ini berlanjut hingga Ahad (2/2) pagi. Akibatnya, terdapat genangan banjir di beberapa titik Jakarta.

Pompa dan petugas Sumber Daya Air (SDA) sejak Ahad pagi berjibaku mengurangi dampak genangan air di beberapa titik kawasan strategis Jakarta. Beberapa kawasan strategis yang sempat terlihat genangan air hujan pada Ahad pagi di antaranya di sekitar Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, yang sempat setinggi 30 sentimeter.

Petugas SDA langsung turun melancarkan aliran genangan air melalui beberapa saluran drainase di sekitar Monas. Sebanyak 80 petugas gabungan dikerahkan untuk mengalirkan genangan ke Kali Abdul Muis.

Camat Gambir, Fauzi, mengatakan, genangan yang terjadi di Monas dan jalan sekitarnya disebabkan luapan Kali Abdul Muis serta hujan deras sejak Ahad (2/2) dini hari. Genangan setinggi 10-20 sentimeter sempat muncul di Jalan Medan Merdeka Barat, Utara, dan Selatan. "Air naik sekitar pukul 08.00 WIB, hanya sebentar. Sekarang sudah surut," ujar Fauzi, Ahad.

Sebanyak 80 petugas gabungan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat serta petugas PPSU dikerahkan untuk mengatasi genangan tersebut. Meskipun hujan telah reda, petugas disiagakan untuk membersihkan jalan dan tali air.

Hingga Ahad siang genangan air di Monas dan Jalam Medan Merdeka, Gambir, Jakarta Pusat, berangsur surut. "Semua siaga untuk menjaga kawasan agar tidak tergenang lagi," ujar Fauzi.

Selain di Monas, genangan air hujan pada Ahad pagi juga terjadi di Kedoya, Jakarta Barat. Puluhan petugas gabungan menangani genangan di beberapa titik Kelurahan Kedoya Utara, Jakarta Barat. Selain membersihkan tali air, petugas juga menyalakan pompa untuk menyedot air ke Kali Pesing.

Lurah Kedoya Utara, Tubagus Masarul Iman, mengatakan, genangan di wilayahnya berada di Jalan Panjang dari mulai Perumahan Sunrise Garden hingga rel kereta api Pesing dengan ketinggian 30 sentimeter. Kemudian, genangan Perumahan Sunrise Garden setinggi 30 sentimeter dan di RT 14 dan 15 RW 08 setinggi 60 sentimeter.

"Untuk penanganan genangan dari pagi pukul 06.00 WIB pada tiga lokasi itu, kami kerahkan sebanyak 40 petugas PPSU dibantu puluhan petugas Sudin SDA dan Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat," ujar Tubagus.

Genangan di tiga titik tersebut telah surut. Namun, untuk di Jalan Panjang, genangan perlahan surut disebabkan debit air di Kali Pesing sebagai tempat pembuangan masih tinggi. "Untuk genangan di wilayah RT 14 dan 15 berangsur surut tapi perlahan. Air tidak dapat dipompa karena air Kali Pesing masih tinggi," ujar dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement