Ahad 02 Feb 2020 10:49 WIB

Warga Eks Lokalisasi Sememi Dilatih Membuat Kue Tradisional

Keahlian membuat kue tradisional diharapkan mampu mengangkat ekonomi masyarakat

Kue Lumpur
Foto: Republika/Rosi Handayani
Kue Lumpur

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Perdagangan (Disdag) melakukan pembinaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah eks lokalisasi Sememi. Ada sekitar 30 perempuan yang diberi pelatihan membuat produk olahan kue tradisional. Keahlian membuat olahan kue tradisional tersebut, diharapkan mampu mengangkat ekonomi masyarakat, khususnya di Kelurahan Sememi dan Kandangan, Kecamatan Benowo  Surabaya.

“Makanan dipilih karena lebih cepat untuk dijual. Kita juga kerja sama dengan Pahlawan Ekonomi (PE) dan SHS (Surabaya Hotel School),” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Wiwiek Widayati di Surabaya, Ahad (2/2).

Para peserta pun terlihat begitu antusias mengikuti jalannya pelatihan yang berlangsung sekitar 3 jam itu. Mereka diajari membuat aneka kue tradisional seperti lemper ayam, kue lumpur, dan sebagainya. Wiwiek mencoba menyemangati para peserta, dengan membagikan kunci sukses menjadi seorang pengusaha.

"Yang paling utama adalah niat ingin berusaha dan menghilangkan rasa malas. Kita akan terus mendorong dan memberikan pendampingan agar warga di eks lokalisasi bisa mandiri dan sejahtera. Harapannya anda dapat keterampilan dan tambahan omset untuk keluarga dari pelatihan ini,” ujar Wiwiek.

Kepala Bidang Pemasaran, Disdag Kota Surabaya, Farida Fitrianing Alwi menyampaikan bagi mereka yang sudah memiliki produk, selanjutnya akan didampingi dan diarahkan untuk mengurus perizinan seperti SIUP dan PIRT. Hal ini bertujuan agar produk mereka bisa menjangkau pemasaran yang lebih luas.

Farida menjelaskan, selain pelatihan membuat kue tradisional, ke depan pihaknya akan memberikan pendampingan dalam bentuk pelatihan lain. Seperti, membuat masakan atau minuman tradisional.

“Nanti juga bakal ada pelatihan masakan tradisional. Seperti rawon, soto, lontong mie, rujak cingur, lontong balap, dan sebagainya. Tapi nanti akan bertahap,” ujar Farida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement