Jumat 31 Jan 2020 20:44 WIB

Puluhan Motor Mogok Akibat Nekat Terobos Banjir di Surabaya

Banjir menggenangi sejumlah titik di Surabaya dengan ketinggian 30-60 sentimeter.

Motor mogok akibat banjir (ilustrasi).
Motor mogok akibat banjir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puluhan motor mogok akibat pengendara nekad menerobos banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat malam. Seperti yang terjadi di Jalan Ngagel Jaya selatan, banyak pengendara yang menuntun sepeda motor mereka karena mogok.

"Banjir cukup tinggi, sekitar 50 sentimeter. Motor saya tidak kuat, maunya dinaiki pelan-pelan, tapi malah mogok," kata Wibowo warga Kapas Krampung, Surabaya.

Baca Juga

Tidak hanya Bowo, banjir tersebut juga membuat mobil yang dikendarai Catur mogok di depan Kampus B Unair, Surabaya. "Mungkin jenisnya sedan, jadi tidak mampu menembus banjir," katanya pasrah.

Hujan yang menggenang sebagian Kota Surabaya, khususnya daerah Surabaya Timur cukup parah pada musim hujan tahun ini. Sejak depan Royal Plasa, sampai dengan RSI Ahmad Yani banjir setinggi 50 sampai dengan 60 sentimeter.

Kemudian ke arah Jalan Ngagel yakni di depan Hotel Novotel banjir menggenangi jalan dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter sampai 50 sentimeter. Kemudian saat masuk di Jembatan Ujung Galuh banjir sekitar 50 sentimeter dan ke arah Jalan Ngagel Jaya Selatan banjir semakin dalam yakni sampai 70 sentimeter.

Ke arah Jalan Raya Pucang, banjir kembali terjadi dengan ketinggian 70 sentimeter sampai dengan perempatan Kertajaya hingga Jalan Darmawangsa. Di depan IGD RSUD dr Soetomo, Surabaya, banjir juga terpantau sekitar 40 sentimeter. Kemudian di depan Kampus B Unair banjir memiliki ketinggian sekitar 50 sentimeter.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Juanda di Sidoarjo Jawa Timur memprediksikan jika dalam beberapa hari terakhir sudah memasuki puncak musim hujan. Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto meminta masyarakat mewaspadai musibah bencana alam saat puncak musim hujan ini.

"Salah satunya adalah banjir dan tanah longsor," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement