REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Wabah virus corona di China tak hanya berdampak dari sisi kesehatan. Penyebaran penyakit ini pun berimbas pada sektor lainnya sepertti pariwisata dan perdagangan.
Eksportir yang biasa mengirim produk ke hCina was-was dengan kondisi darurat seperti saat ini. Tak terkecuali eksportir di Purwakarta yang biasa mengirim buah manggis ke negeri tirai bambu tersebut.
Eksportir manggis dari PT Bintang Kiat Kemuliaan, Eko Febriansyah mengakui pihaknya khawatir virus corona berdampak pada barang kirimannya. Eko khawatir barang yang harusnya dieskpor tidak bisa masuk ke China.
“Tentu kalau keadaan seperti ini kemungkinan sangat berpengaruh terhadap barang ekspor kita. Kita juga khawatir barang yang mau kita kirim ini tidak bisa masuk,” kata Eko saat dihubungi, Jumat (31/1).
Eko mengatakan akhir pekan ini akan mengirim buah manggis dari Purwakarta ke Cina melalui jalur laut sebanyak 36 ton. Hingga saat ini diakuinya belum ada larangan dari konsumen yang biasa memesan manggisnya di China. Meskipun ia juga khawatir bernasib sama seperti eksportir di Sukabumi yang pemgiriman manggisnya ditolak pemerintah China.
Apalagi, kata dia, pihaknya sudah ada kontrak dengan petani untuk mengekspor hasil panen manggisnya ke Cina. Di samping itu saat ini buah manggis di tingkat petani mulai memasuki masa panen.
Ia mengatakan Cina menjadi sasaran ekspor utama sejak tahun lalu. Buah ini laris manis di Cina ditambah tidak ada pembatasan kuota ekspor di negara tersebut. Setiap bulan pihaknya rutin mengekspor 60 ton buah manggis yang dikirim melalui jalur udara dan laut.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta Agus R. Suherlan menyebutkan ekspor manggis terbesar dikirim ke pasar China sejak tahun lalu. Tahun lalu total sekitar 30 ribu ton manggis yang dikirim dari Purwakarta menuju China. “China memang salah satu negara tujuan ekspor manggis terbesar karena mereka tidak membatasi kuota jadi berpapaun sepanjang memenuhi persyaratan bisa masuk,” ujar Agus.
Agus mengatakan ada virus corona ini tentu berdampak pada pembatasan produk yang keluar masuk ke China. Bukan hanya produk pertanian, bahkan manusia pun dijaga ketat untuk keluar masuk China.