Jumat 31 Jan 2020 16:56 WIB

Zakat Berperan Besar Atasi Kemiskinan di Sleman

Upaya mengurangi kesenjangan membutuhkan sinergi dan kolaborasi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Zakat
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sleman menggelar Pekan Zakat Panutan Baznas Kabupaten Sleman 2020. Ini menjadi salah satu strategi penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sleman melalui pengumpulan zakat.

Ketua Baznas Kabupaten Sleman, Kriswanto mengatakan, upaya-upaya dalam rangka mengurangi kesenjangan di tengah-tengah masyarakat membutuhkan sinergi dan kolaborasi. Semua itu dibutuhkan pula dalam mewujudkan keadilan sosial.

Atas dukungan yang didapatkan selama ini, Kriswanto menekankan, terbukti zakat yang dihimpun Baznas Kabupaten Sleman terus meningkat. Jika pada 2018 terhimpun Rp 4.126.272.991, pada 2019 meningkat menjadi Rp 4.920.806.457.

"Yang berasal dari kurang lebih 4.000 orang, dan pentasarufan pada 2019 sebesar Rp 4.756.476.206 atau sebesar 95,9 persen dengan jumlah penerima zakat sebanyak 9.921 orang," kata Kriswanto, Jumat (31/1).

Dalam agenda yang mengangkat tema Optimalisasi Penghimpunan Zakat untuk Kesejahteraan Umat itu diluncurkan Kartu Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) kepada pembayar zakat. Serta, mobil ambulans kerja sama bersama mitra-mitra.

Pada kesempatan itu, hadir Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun berharap, ini dapat memberikan kontribusi besar. Terutama, dalam upaya-upaya mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Sleman.

"Strategi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran diorientasikan kepada keterpaduan dan sinergisme antar sektor," ujar Sri.

Ia menekankan, zakat merupakan sumber keuangan sangat sangat berpotensi dimanfaatkan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Keharusan mengumpulkan zakat, infaq dan sedekah telah tercantum pula dalam UU Nomor 38 Tahun 1999.

"Sinergitas ini terbukti mapu menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Sleman dari 34.128 KK (9,48 persen) pada 2018 menjadi 31.355 KK (8,77 persen) pada 2019 atau turun 0,71 persen," kata Sri. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement