Jumat 31 Jan 2020 13:02 WIB

KAI Tinjau Kesiapan Stasiun Garut Jelang Reaktivasi

Reaktivasi jalur Cibatu-Garut diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Dwi Murdaningsih
PT KAI melakukan peninjauan ke Stasiun Garut, Jumat (31/1). Peninjauan menggunakan kereta inspeksi itu langsung dipimpin oleh Dirut PT KAI Edi Sukmoro.
Foto: Republika/Bayu Adji P
PT KAI melakukan peninjauan ke Stasiun Garut, Jumat (31/1). Peninjauan menggunakan kereta inspeksi itu langsung dipimpin oleh Dirut PT KAI Edi Sukmoro.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro meninjau langsung Stasiun Garut jelang reaktivasi jalur Cibatu-Garut, Jumat (31/1). Pengecekan yang dilakukan menggunakan kereta inspeksi itu dilaksanakan untuk memastikan kesiapan seluruh prasarana mulai dari jalur rel, persinyalan, dan stasiun.

Edi mengatakan, jalur reaktivasi Cibatu-Garut ditargetkan akan beroperasi pada Februari 2020. Menurut dia, saat ini progres reaktivasi sudah hampir selesai.

Baca Juga

"Rel telah tersambung dari Stasiun Cibatu hingga ke Stasiun Garut, perbaikan stasiun juga sudah hampir selesai seluruhnya. Tinggal sedikit yang perlu kami selesaikan, sehingga kami optimis jalur ini dapat segera dioperasikan,” kata dia, Jumat.

Ia menilai, kehadiran transportasi kereta api di Kabupaten Garut dapat meningkatkan konektivitas, membuka potensi wisata baru, dan meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah itu dan sekitarnya. Dengan alternatif kereta api para wisatawan dapat lebih mudah mengakses wilayah Garut.

Menurut dia, selama ini jalur menuju Garut dikenal sebagai jalan yang kerap mengalami kemacetan. Sementara itu, kereta api memiliki keunggulan dalam hal keselamatan dan ketepatan waktu perjalanan dibandingkan dengan moda transportasi lain.

Edi menambahkan, pihaknya juga merasa bangga atas antusiasme dan dukungan masyarakat selama proses reaktivasi jalur tersebut. "Dukungan dan doa dari seluruh masyarakat itu sangat berguna bagi KAI untuk bisa segera mengoperasikan kereta api menuju Stasiun Garut, yang sebentar lagi akan selesai," kata dia.

Jalur kereta Cibatu-Garut yang memiliki panjang 19,5 kilometer, terakhir kali dioperasikan pada tahun 1983. Edi menilai banyak potensi yang ada di Garut. Karena itu, KAI mulai melakukan proses reaktivasi jalur tersebut sejak 2018. Tiga stasiun yang akan direaktivasi pada rute Cibatu-Garut ialah Stasiun Pasirjengkol, Stasiun Wanaraja, dan Stasiun Garut.

Ia mengatakan, pada 18 Januari 2019, Presiden Joko Widodo juga sempat mengunjungi Stasiun Cibatu untuk mengetahui progres reaktivasi jalur KA Cibatu-Garut. Saat itu, KAI masih melakukan pembebasan lahan dan pembayaran biaya bongkar kepada warga. Tepat satu tahun kemudian, pada Januari 2020, rel dari Cibatu menuju Garut sudah tersambung.

“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan Presiden, Menteri BUMN, Menteri Perhubungan, Gubernur Jawa Barat, Bupati Garut, masyarakat dan semua pihak yang telah mendukung proses reaktivasi, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Pesan saya kepada masyarakat, jika nanti sudah dioperasikan mari kita jaga bersama-sama fasilitas publik ini,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement