Kamis 30 Jan 2020 18:20 WIB

Kemenkes Ungkap Dua Skenario Pemulangan WNI dari China

Kemenkes akan membagi WNI yang dipulangkan dari China jadi dua kelompok.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Kemenkes Ungkap Dua Skenario Pemulangan WNI dari China. Pesawat jenis Boeing 737 yang akan dipakai untuk mengevakuasi WNI di Wuhan, Cina disiagakan di Skadron Udara 17,  Bandara Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (30/1).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Kemenkes Ungkap Dua Skenario Pemulangan WNI dari China. Pesawat jenis Boeing 737 yang akan dipakai untuk mengevakuasi WNI di Wuhan, Cina disiagakan di Skadron Udara 17, Bandara Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku memiliki rencana membagi dua golongan Warga Negara Indonesia (WNI) di China seandainya dievakuasi pulang ke Indonesia. Dua kelompok itu adalah dalam observasi (under observation) dan kelompok dalam pengawasan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengungkapkan pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri memang menyiapkan opsi pemulangan WNI dari China. Ia menyebutkan ada dua kelompok pemulangan WNI di China.

Baca Juga

"Kelompok ini akan mendapatkan penanganan kesehatan yang berbeda," ujarnya saat temu media, Kamis (30/1).

Bagi WNI yang masih dalam pengawasan, ia menyiapkan transportasi untuk meminimalisasi menjadi sumber penularan. Transportasi yang disiapkan, diantaranya evacuation capsule hingga ambulans yang dilengkapi dengan tekanan negatif sehingga virusnya tidak menyebar melalui udara.

Kemudian, WNI yang diawasi ini kemudian dititipkan di tempat khusus, contohnya di asrama haji. Mereka memiliki akses keluar-masuk terbatas selama masa inkubasi antara 10 hingga 14 hari.

"Kalau kemudian saya masuk dalam kategori orang dengan pengawasan (under observation), maka saya masuk dalam karantina atau isolasi," ujarnya.

Ia menyebutkan fasilitas kesehatan rumah sakit (RS) yang menyediakan ruang isolasi di Jakarta adalah rumah sakit penyakit infeksi (RSPI) dengan kapasitas 21 kamar isolasi, 10 ruang Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, dan 10 kamar isolasi di RS Persahabatan. Ia ragu eskalasi virus ini bisa terhenti dalam waktu dekat, utamanya di China.

"Kita tidak boleh mengendurkan kewaspadaan dalam memberikan pelayanan kesehatan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement