Kamis 30 Jan 2020 16:28 WIB

Mahasiswa Kalteng di China dalam Keadaan Sehat

11 mahasiswa asal Kalteng menimba ilmu di sejumlah perguruan tinggi di China.

Mahasiswa Kalteng di China dalam Keadaan Sehat. Virus corona (ilustrasi).
Foto: who.org
Mahasiswa Kalteng di China dalam Keadaan Sehat. Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Salah seorang mahasiswa asal Kalimantan Tengah Khairul Anwar yang sedang kuliah di China mengabarkan dirinya dan rekan-rekannya dalam kondisi sehat meski penularan virus corona baru di Negeri Tirai Bambu itu semakin meluas.

"Alhamdulillah, sampai saat ini kami dalam keadaan sehat walafiat. Koordinasi juga terus kami lakukan dengan rekan sesama mahasiswa asal Kalteng," kata Khairul, Kamis (30/1).

Baca Juga

Khairul Anwar adalah mahasiswa asal Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur. Alumni Pondok Pesantren Modern Darul Hijrah Martapura angkatan 23 reagalizre ini merupakan mahasiswa semester enam Nanjing University Finance and Economics Jurusan International Trade.

Khairul menyebutkan, berdasarkan data sementara yang mereka himpun, saat ini ada 11 mahasiswa asal Kalimantan Tengah yang menimba ilmu di sejumlah perguruan tinggi yang ada di China. Mereka adalah Khairul Anwar, Aji Setiawan dan Cindy Maulitika Yunifa dari Kotawaringin Timur, Wahyu, Hafiz, Ibrahim dan Yudia NR dari Palangka Raya, Fauzan dan Azwari dari Kapuas, Panji dari Barito Selatan, dan Ahmadi dari Barito Utara.

Khairul menggambarkan suasana di Nanjing memang lebih sepi dari biasanya. Selain karena masih suasana libur Imlek dan musim dingin, penduduk juga memilih lebih banyak berdiam diri di rumah agar tidak tertular virus corona jenis baru itu.

Khairul dan rekan-rekannya biasanya keluar untuk berbelanja bahan makanan setiap tiga atau empat hari sekali. Saat ini, di Nanjing masih ada mal dan pasar yang buka meski jumlah barang yang dijual tidak sebanyak biasanya.

"Kami di sini baik baik saja, hanya saja kami kekurangan masker," kata Khairul.

Khairul juga meluruskan pernyataannya tentang adanya penduduk yang menggunakan pembalut sebagai masker. Menurutnya, pembalut tersebut bukan pembalut wanita, tetap sejenis kapas yang biasa digunakan untuk ditempel di wajah anak-anak.

Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan karena mahal dan sulitnya mendapatkan masker. Aksi itu pun, menurutnya, bukan dilakukan mahasiswa Indonesia, tetapi warga dari negara lain.

Khairul berharap wabah virus corona jenis baru ini bisa segera diatasi. Dia juga memohon doa dari seluruh masyarakat agar mereka selalu dilindungi, selalu sehat, dan terhindar dari penyakit mematikan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement