REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara (Sumut), bertambah menjadi delapan jiwa hingga Kamis (30/1). Mayoritas korban meninggal dunia akibat terkena longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo mengungkap berdasarkan informasi perkembangan banjir dan tanah longsor di wilayah itu hingga Kamis Pukul 08.40 WIB terungkap bahwa total sebanyak delapan orang meninggal dunia. "Rinciannya dua orang meninggal dunia karena banjir di Kecamatan Barus, lima orang meninggal dunia karena longsor di Kecamatan Andam Dewi, dan satu orang meninggal dunia di Kecamatan Barus Utara," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (30/1).
Ia menyebutkan nama-nama korban meninggal adalah Adwirzah Tanjung, umur 60 tahun, Laki-laki, alamat Kelurahan Padang Masiang, Kecamatan Barus, Idwaranisa, umur 58 tahun, perempuan, alamat Kelurahan Padang Masiang, Kecamatan Barus, Marpaung, umur 50 thn, laki-laki, alamat Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi, Juster Sitorus, umur 55 thn, Laki-laki, alamat Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi.
Kemudian Pardamean br Manalu, umur 85 thn, perempuan, alamat Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi, Abdul Rahman, umur 72 thn, laki-laki, alamat Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi, Esrin Pane, umur 48 thn, laki-laki, alamat Bonan Dolok, Kec. Andam Dewi, dan Brisman Marbun berusia 27 tahun daru Sesa Sijungkang. Sementara itu, ia mencatat jumlah pengungsi saat ini bertambah menjadi sekitar 1.449 jiwa. "Kebutuhan mendesak mereka adalah tenda pengungsi, selimut untuk korban mengungsi, dan genset," ujarnya.
Kendati demikian, Agus menyebutkan saat ini banjir sudah surut dan cuaca di lokasi cerah. Selain itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama tim gabungan terus melakukan evakuasi dan bersama masyarakat serta relawan melakukan gotong royong membersihkan sisa material banjir dan longsor.