Kamis 30 Jan 2020 07:15 WIB

Antisipasi Corona, Dinas Kesehatan Jaga Pintu Masuk Jakarta

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengantisipasi menyebarnya virus corona jenis baru.

Di bawah koordinasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, petugas mendeteksi suhu tubuh penumpang pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Di bawah koordinasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, petugas mendeteksi suhu tubuh penumpang pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta turut terlibat dalam Public Health Emergency Operating Centre (PHEOC) dengan menjaga pintu masuk ke Jakarta sebagai antisipasi menyebarnya virus corona jenis baru. Setiap pintu masuk ke Jakarta dijaga selama 24 jam bekerja sama dengan Kemenkes dan termasuk Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno Hatta maupun Pelabuhan Tanjung Priok.

"Sebagai antisipasi, ada beberapa metode yang dilakukan, tentu tidak sendirian karena ini kejadian global dan tentu dampaknya nasional," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

PHEOC, menurut Widyastuti, bertugas melakukan pemantauan 24 jam semua penyakit menular yang berpotensial Kejadian Luar Biasa (KLB). Itu pula yang dilakukan dalam mengantisipasi penyebaran penyakit-penyakit baru, termasuk wabah pneumonia akibat virus corona (2019-nCoV).

"Jadi ada pantauan secara terus-menerus dari tim PHEOC yang melibatkan Kemenkes, KKP, dan Dinkes DKI Jakarta," kata Widyastuti.

Widyastuti mengatakan, belum ditemukan ada kasus yang sangat mengkhawatirkan di Jakarta. Terlebih, sistem PHEOC bukan kali ini saja dioperasikan, tetapi juga pada saat wabah-wabah sebelumnya, seperti kasus flu burung, SARS, dan MERS.

"Kami bekerja sesuai tupoksi masing-masing. Begitu terindikasi ada satu pendatang dari luar yang terindikasi ke arah suspect atau terduga itu tim KKP langsung menghubungi dan kami langsung melakukan investigasi pemantauan aktivitas," ujarnya.

Di bandara dan pelabuhan, menurut Widyastuti, tim PHEOC mengoperasikan thermal scanner untuk memantau suhu tubuh para penumpang, terutama yang datang.  Bukan tidak mungkin nantinya pihaknya juga akan melakukan inspeksi mendadak di perumahan atau apartemen, terutama yang dicurigai ada terduga pengidap virus corona untuk diberikan tindakan medis.

"Seperti halnya kemarin saat SARS itu, kami sampai turun mendatangi apartemen semua warga atau semua pendatang yang terindikasi terduga," kata dia.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta saat ini menyiapkan tiga rumah sakit sebagai rujukan untuk fasilitas isolasi terhadap pasien terduga terjangkit virus corona. Sementara ini, Jakarta ada tiga RS rujukan untuk isolasi, yakni RS Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Suroso, RS Persahabatan, dan RSPAD Gatot Soebroto.

Dinkes juga membuka sambungan telepon (hotline) 24 jam di nomor 081388376955 bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat yang ingin melaporkan dugaan kasus virus corona yang menyebabkan wabah pneumonia berat. Selain itu, nomor tersebut juga dapat diakses masyarakat untuk mengetahui informasi lebih lanjut soal virus corona mengingat itu adalah jenis baru yang mungkin banyak masyarakat belum paham mengenai gejala, risiko, penularan dan pencegahannya.

"Untuk kondisi gawat darurat, masyarakat dan tenaga kesehatan juga dapat langsung menghubungi 112 dan 119," kata Widiastuti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement