REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk memulangkan 248 mahasiwa asal Jawa Timur yang tengah menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Cina. Pemulangan itu terkait semakin mewabahnya virus corona.
"Data-data warga Jatim didapat setelah dibantu putra saya yang dulu pernah kuliah di China dan relasinya banyak di sana," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai berdialog dengan orang tua mahasiswa yang anaknya berkuliah di Wuhan, China, di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu (29/1) malam.
Khofifah sengaja mengundang para orang tua atau wali mahasiswa asal berbagai daerah untuk memastikan pemerintah tidak tinggal diam dan berupaya memulangkan mereka. Ia mengaku data-data tersebut telah diberikan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang pada Senin, 27 Januari 2020 mendampingi Presiden Joko Widodo mengunjungi Surabaya.
Kendati demikian tidak menutup kemungkinan masih ada nama lainnya serta akan ditambahkan jika didapat lagi warga Jatim yang berada di Wuhan dan sekitarnya. "Semisal seperti malam ini ada tambahan nama-nama mahasiswa asal Sampang dan Pamekasan. Memang sebelumnya Bupati Sampang dan Pamekasan telah menginformasikan ada sejumlah warganya yang menempuh studi di dekat Kota Wuhan. Malam ini sudah kami dapatkan identitas lengkapnya," kata Khofifah.
Menurutnya, ratusan warga Jatim di Wuhan dan sekitarnya adalah mahasiswa. "Salah satunya terdata memang seorang anak berusia lima tahun, tapi saya kira itu adalah anak dari salah seorang mahasiswa yang dibawa ke sana," kata mantan menteri sosial ini.
Jatim sudah menyiapkan tiga rumah sakit untuk tempat transit isolasi saat proses evakuasi dari Wuhan dan sekitarnya, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo di Surabaya, RSUD dr Soedono di Madiun dan RSUD dr Saiful Anwar di Malang.