Rabu 29 Jan 2020 21:24 WIB

Asita Sumbar: Menkes Sepatutnya Beri Jaminan Sehat Turis

Asita meyakini jaminan dari Kemenkes akan menenangkan masyarakat Sumbar

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
15 Turis Muslim China Menangis Dengar Azan di Masjid Sumbar. Sebanyak 15 orang wisatawan Muslim asal Kota Kunming, China siang ini, Rabu (29/1) berkesempatan melaksanakan shalat zhuhur di Masjid Raya Sumatra Barat (Sumbar).
Foto: istimewa
15 Turis Muslim China Menangis Dengar Azan di Masjid Sumbar. Sebanyak 15 orang wisatawan Muslim asal Kota Kunming, China siang ini, Rabu (29/1) berkesempatan melaksanakan shalat zhuhur di Masjid Raya Sumatra Barat (Sumbar).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatra Barat Ian Hanafiah menilai harusnya Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto sejak awal memberikan pernyataan untuk memberi garansi wisatawan asal Cina yang berkunjung ke Sumatra Barat dalam keadaan aman dari virus corona.

Karena menurut Ian, 150 orang wisatawan Kunming, Cina yang datang ke Sumbar sejak Ahad (26/1) kemarin sudah melewati pemeriksaan ketat sejak dari Kunming sampai di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Menurut Ian, ucapan dari pejabat pemerintah pusat dalam hal ini Menkes akan membantu masyarakat paham dan tidak terlalu khawatir.

Baca Juga

"Harusnya Pak Menkes ngomongnya sejak awal. Minta masyarakat Sumbar agar tetap tenang, tidak usah khawatir. Jadinya kan tidak terlalu pro dan kontra," kata Ian, kepada Republika, Rabu (29/1).

Ian membaca berita mengenai pernyataan dari Menkes Terawan yang berisi imbauan masyarakat Sumbar tidak usah terlalu khawatir pada Selasa (28/1) kemarin.

Pernyataan itu menurut Menkes baru diberikan setelah terjadi pro dan kontra terhadap kehadiran 150 wisatawan asal Cina di Sumbar. Sehingga agenda kunjungan turis Cina ini harus dibatalkan untuk ke beberapa daerah destinasi.

Ian memahami masyarakat yang menolak kehadiran wisatawan Cina karena kekhawatiran tertular virus corona. Menurut Ian, ada sebagian masyarakat yang kurang paham duduk persoalan sehingga ikut-ikutan menolak kehadiran wisatawan Cina.

"Kita tidak dalam posisi menyalahkan siapa-siapa. Masyarakat khawatir ya itu kan wajar. Harusnya sejak awal Menterinya harus ngomong dong, atau setidaknya orang pusat lah biar masyarakat kita tidak usah khawatir," ucap Ian.

Ian menyebut kedatangan satu rombongan turis asal Cina ke Sumbar sebenarnya adalah peluang percepatan pengembangan sektor pariwisata di Ranah Minang. Sebab Sumbar kini menjadi salah satu tujuan pariwisata internasional. Dan ia cukup senang pemasaran pariwisata Sumbar sampai ke Cina karena Negeri Tirai Bambu tersebut merupakan pangsa potensial di sektor pariwisata ini.

Tapi Ian menyayangkan kedatangan turis asal Cina dengan satu pesawat carter ini pada saat yang kurang tepat karena masyarakat dunia sedang dihantui virus corona. Ian meminta masyarakat Sumbar yang menolak kehadiran wisatawan Cina agar murni mengkhawatirkan mengenai penularan virus."Jangan sampai merembet kepada hal-hal lain yang menjurus kepada anti-Cina," kata Ian menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement