Rabu 29 Jan 2020 19:44 WIB

BRG akan Berupaya Cegah Kebakaran Lahan Terulang

Tahun 2019 menjadi tahun yang memiliki temperatur tertinggi kedua setelah 2016.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead
Foto: Republika
Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Restorasi Gambut (BRG) berjanji mengupayakan langkah pencegahan agar kebakaran lahan tidak terulang pada tahun ini. Kebakaran lahan terjadi pada 2019 ketika tahun tersebut memiliki temperatur tertinggi kedua setelah 2016.

Ketua Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead mengatakan upaya pencegahan yang dilakukan, yakni pembasahan berbasis kesatuan hidrolis gambut (KHG). "Tentu (dibantu) bersama dengan kementerian LHK, kementerian PUPR, BPPT, BMKG, untuk berbagai teknik restorasi," kata Nazir dalam diskusi bertajuk antisipasi kebakaran lahan hutan dan lahan gambut 2020 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (29/1).

Baca Juga

Nazir menjelaskan, jika sebelumnya hujan buatan dilakukan untuk pemadaman, kini modifikasi cuaca dengan hujan buatan dilakukan untuk pencegahan. Melalui pantauan satelit, nantinya lahan yang sudah mulai kering akan dilakukan teknologi modifikasi cuaca.

"Ini yang kita lakukan di 2020," ujarnya.

Selain itu BRG juga terus melakukan penutupan kanal di sekitar lahan gambut. Sehingga, air yang tersimpan dalam lahan gambut tidak keluar dan tetap ada proses pembasahan di lahan gambut.

"Jadi harus kita tutup kanal-kanal itu, kita sekat, sehingga air tersimpan," jelasnya.

Nazir menjelaskan Indonesia memiliki luas lahan gambut sekitar 14,9 juta hektar. Pada 2016, Presiden Jokowi membentuk BRG dan menargetkan agar BRG merestorasi 2 juta hektar lahan gambut. 

Progresnya hingga 2019, seluas sekitar 800 ribu hektar sudah terdampak restorasi gambut di lahan non konsesi. Sementara di lahan konsensi dari 560 ribu hektare lahan, sudah ada 480 ribu hektar lahan yang direstorasi.

"Kita yakin untuk mengejar target di tahun 2020 bisa tercapai," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement