REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Jenazah siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan meninggal di gorong-gorong di depan sekolahnya, akhirnya dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) di Kampung Sindangjaya, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Rabu (29/1). Ratusan warga mengiringi pemakaman itu. Beberapa di antara mereka merupakan pelajar SMPN 6 Tasikmalaya, teman sekolah perempuan berinisial DS (13 tahun) itu.
Ibu korban, Wati Candrawati (46) berusaha untuk tetap tegar ketika mengikuti proses pemakan anaknya itu. Almarhumah DS dikenang sebagai orang yang gemar ke masjid untuk beribadah. Hampir setiap sore, almarhumah selalu datang ke masjid untuk shalat magrib dan dilanjutkan dengan mengaji.
"Dia itu rajin ke masjid. Biasanya magrib berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah dan mengaji," kata salah seorang tetangga dekat korban, Nyai (48) di lokasi pemakaman.
Salah seorang tetangganya yang lain, Rina (34) mengatakan, tak ada keburukan almarhumah di mata tetangga. Rina mengaku tak menyangka Delis bernasib tragis seperti itu.
"Padahal, dia itu anak yang tidak banyak tingkah. Walaupun sejak masih SD hingga sekarang suka diguyonin teman-temannya dengan sebutan leupeut (lontong), dia tak pernah marah," kata dia.
Ia mengatakan, ibu kandung almarhumah memang sehari-harinya berjualan lontong di Pasar Cikurubuk. Ia melakukan itu untuk menghidupi kedua anaknya. Hingga saat ini, penyebab meninggalnya siswi kelas VII SMPN 6 Tasikmalaya itu masih belum diketahui. Polres Tasikmalaya Kota masih melakukan penyidikan untuk memastikan penyebab meninggalnya DS. Jenazah korban juga sudah diautopsi.