Rabu 29 Jan 2020 11:01 WIB

Wishnutama: Larangan Wisatawan China ke RI Tunggu WHO

Menpar Wishnutama menyebut belum ada negara yang melarang masuk warga China

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyampaikan belum ada larangan masuknya wisatawan asal Cina ke Indonesia, kecuali dari Wuhan. Pemerintah pun akan menunggu peringatan dari World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia terkait wabah virus corona sebelum melarang masuknya wisatawan asal Cina ke Indonesia.

WHO sendiri diketahui belum menerapkan status darurat kesehatan global menyusul merebaknya virus corona ini.“Begini, kita musti denger dulu dari WHO. Bagaimana ini sebenarnya virus corona ini,” jelas Wishnutama di Komplek Istana Presiden, Jakarta, Selasa (28/1).

Baca Juga

Wishnutama mengatakan, penerbangan dari Wuhan, Cina asal mula munculnya virus corona pertama kali itupun juga telah dibatalkan. Bahkan kota tersebut sudah diisolasi. Meskipun virus ini telah menyebar ke sejumlah negara, namun menurutnya sejumlah negara maju pun belum mengeluarkan larangan.

“Tetapi so far, negara-negara maju yang sangat concern terhadap health itu belum melarang. Dan dasarnya juga kita tahu. Kenapa mereka belum melarang,” ucap dia.

Ia menjelaskan, Indonesia sudah mengeluarkan status kuning untuk memperingatkan WNI yang akan melakukan perjalanan ke Cina. Namun, khusus untuk Provinsi Hubei, pemerintah melarang adanya kunjungan.

“Australia juga sempat katanya melarang. Padahal masih hijau. Amerika juga masih ok. Singapura juga masih bukan merah, masih kuning. Jadi artinya belum dilarang. Kita juga posisinya dari Kemenlu kemarin sudah diskusi juga dengan Bu Retno, dari Kemenlu kita juga masih kuning. Kuning artinya hati-hati. Kalau merah itu no travel. Khusus di provinsi Hubei itu no travel,” kata Wishnutama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement