REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumatera Selatan menghentikan sementara penjualan paket-paket perjalanan ke China. Langkah ini diambil akibat wabah virus Corona yang melanda negara tersebut.
Sekretaris Dewan Pengurus Daerah ASITA Sumatera Selatan Ari Afrizal di Palembang pada Selasa mengatakan penghentian penjualan itu berdasarkan surat edaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekaf). Surat tersebut berisi larangan perjalanan wisata ke China sementara waktu.
"Mau tidak mau terpaksa kami tunda. Lagipula tamu-tamunya juga sudah ketakutan dan memilih mundur," ujar Ari Afrizal kepada Antara.
Menurut dia, edaran tersebut telah diteruskan ke 100 agen perjalanan wisata di Sumatera Selatan. Namun sebetulnya hanya 10 agen saja yang aktif membawa tamu berlibur ke China.
Perjalanan biasanya merupakan paket outbond ke Malaysia, Singapura, lalu China, atau paket langsung ke Hongkong, Shenzen maupun Hainan yang rata-rata membawa 3-4 orang wisatawan asal provinsi itu dalam satu bulan. "Kalau untuk tamu dari China ke Sumatera Selatan melalui agen wisata sejauh ini belum pernah ada, lebih banyak dari Sumatera Selatan ke China," tambahnya.
Khusus perjalanan ke Hongkong, kata dia, agen-agen sudah menghentikan penjualan paket perjalanan sejak pecahnya demonstrasi di wilayah tersebut. Pihaknya belum bisa memastikan kisaran waktu penundaan perjalanan tersebut karena harus menunggu kepastian dari Kemenparekraf.
Untuk sementara waktu agen-agen menutupinya dengan menjual paket perjalanan ke Malaysia dan Singapura. Meski Malaysia dan Singapura ikut terkontaminasi virus Corona, pihaknya tetap mengadakan perjalanan karena belum ada larangan dari dua negara tersebut serta untuk menjaga dominasi kunjungan.
"Wisatawan yang datang ke Sumsel lewat agen wisata memang paling dominan dari Malaysia, Singapura, dan Thailand. Tapi kalau memang ada pelarangan dari negara-negara itu ya terpaksa stop juga," jelas Ari.