REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Panen raya perdana musim tanam III Kota Metro membuat pasokan beras untuk kebutuhan warganya mengalami surplus sebanyak 11.320 ton. Pola budidaya padi yang diterakan petani Kota Metro menjadi contoh daerah lain.
Wali Kota Metro Pairin mengatakan, musim tanam III (2019) pada panen raya perdana menghasilkan 47 ribu ton gabah kering panen dari luar tanam 2.880 hektare (ha) sawah. Dari jumlah itu, petani Kota Metro menghasilkan 56 persen atau 26.320 ton beras.
“Sedangkan kebutuhan masyarakat Kota Metro hanya 15 ribu ton, artinya Kota Metro mengalami suprlus beras sebanyak 11.320 ton,” kata Wali Kota Metro Pairin di sela-sela panen perdana di Desa Sumber Sari, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro, Lampung, Senin (27/1).
Ia mengatakan, meski suprlus beras pada panen raya tahun ini, Kota Metro belum berhasil mencapai target luar areal tanam padi sebanyak 2.980 ha seperti yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Lampung. Dari luar areal tanam yang ditetapkan pemprov, Kota Metro baru merealisasikan 2.880 ha. “Jadi ada 100 hektare lahan tidak bisa ditanami,” katanya.
Kendala tidak tercapainya target tersebut, dia mengatakan, faktor kekurangan air yang mengaliri sawah petani, sehingga terjadi kegagalan mencapai target luar areal tanam padi. Menurut Pairin, pada musrenbang tingkat provinsi, Kota Metro sudah mengusulkan perbaikan irigasi, penambahan sumur bor, dan perbaikan sumur bor.
Penambahan sumur bor, ujar dia, dapat mengairi sawah petani mencapai 10 hektare. Sedangkan sumur bor yang rusak bila diperbaiki dapat mengairi sawah-sawah petani yang gagal panen tersebut.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melakukan panen raya Musim Tanam III “Cuak Mengan dan Ngetas Paghei”, di hamparan sawah Kelompok Tani (Poktan) Mufakat I, Kelurahan Sumbersari. Gubernur menyatakan Kota Metro lahannya pertaniannya kecil dan sempit hanya 2.880 ha, namun mampu menghasilkan 47.000 ton gabah kering panen.
Menurut Gubernur, pada musim kemarau yang panjang di Musim Tanam III 2019, sebagian besar petani di Kota Metro tetap dapat melakukan tanam padi pada lahan seluas 2.880 ha dan berhasil panen dengan baik dengan produktivitas yang tinggi yaitu berkisar 6,58 ton per hektare.
Hal itu disebabkan adanya dukungan air irigasi, bantuan benih, pupuk bersubsidi dan alat mesin pertanian dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota Metro sendiri. “Semoga hasil panen ini kian menambah motivasi bagi petani untuk lebih meningkatkan baik produksi dan produktivitas pada musim tanam berikutnya,” jelas Gubernur Arinal.
Untuk meningkatkan produktivitas atau hasil panen padi per hektare, lanjut Gubernur, maka petani harus mau dan mampu menerapkan cara bercocok tanam sesuai anjuran petugas atau penyuluh pertanian. Cara tersebut dengan menerapkan budidaya padi yang ramah lingkungan dan setidaknya dengan penerapan panca usaha tani.
Maksudnya ramah lingkungan adalah petani mampu menanam padi dengan cara penebasan, perendaman rumput dan pembenamannya ke dalam tanah, menggunakan pupuk kandang atau menggunakan pestisida organik yang mudah terurai dan sesuai anjuran, menerapkan cara bercocok tanam padi dengan teknologi pertanian organik.
Selain itu, tidak menggunakan pestisida secara berlebihan, menerapkan Panca Usaha Tani Padi. Menanam padi berjarak tanam teratur sesuai benih yang digunakan, penggunaan benih unggul, pemupukan berimbang, pengaturan penggunaan air sesuai kebutuhan dan perkembangan tanaman padi, dan pengendalian hama penyakit.