Senin 27 Jan 2020 18:25 WIB

Pakar: Pemindai Suhu tak Selalu Bisa Deteksi Virus Corona

Saat masa inkubasi, orang dengan suhu normal bisa saja membawa virus Corona.

Rep: Febryan. A/ Red: Teguh Firmansyah
Terkait wabah virus corona, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung mengoperasikan alat deteksi suhu tubuh atau thermoscan, di terminal kedatangan internasional di Bandar Udara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (27/1).
Foto: Abdan Syakura
Terkait wabah virus corona, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung mengoperasikan alat deteksi suhu tubuh atau thermoscan, di terminal kedatangan internasional di Bandar Udara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Senin (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Penyakit Tropik dan Infeksi dari RS Ciptomangunkusumo (RSCM), dr Erni Juwita Nelwan, SpPD, PhD, mengatakan, thermo scanner atau pemindai suhu tak bisa menjadi acuan mutlak untuk mengetahui apakah seseorang terjangkit atau tidak oleh virus Corona. Sebab, rentang waktu inkubasi virus dan munculnya gejala bisa 'mengelabui' alat pengukur suhu tubuh itu.

"Kalau mudah sekali mengetahui mana yang sakit dan mana yang tidak dengan thermo scanner, masalah sudah selesai, dong. Tinggal scanner saja semua," kata Erni kepada Republika.co.id, Senin (27/1).

Baca Juga

Erni menjelaskan, penggunaan thermo scanner di bandara itu hanya untuk melihat suhu tubuh seseorang. Terutama mereka yang datang dari negara ataupun wilayah yang sudah ada korban terjangkit Corona.

Apabila suhu tubuhnya tinggi atau sedang demam, maka yang bersangkutan akan mendapatkan penanganan pertama guna mengetahui penyakitnya.

Sebab, kata Erni, belum tentu orang suhu tubuhnya tidak normal berarti terjangkit Corona. Bisa saja penyakit jenis lain.

Masalah muncul, ujar Erni, ketika thermo scanner mendapati tubuh seseorang normal. Namun, oleh otoritas terkait dibuat kesimpulan bahwa yang bersangkutan tidak terjangkit Corona.

Padahal, lanjut dia, orang yang suhu tubuhnya normal atau tidak demam, bisa saja sudah terjangkit oleh virus yang berasal dari Kota Wuhan, Cina, itu.

Sebab, ada kemungkinan virus masih dalam proses inkubasi pada tubuh seseorang, sehingga gejalanya belum tampak. "Jadi, bukan berarti thermo scanner itu tidak akurat, tapi bisa saja mereka yang diperiksa itu tidak sedang demam," kata Erni.

Erni menututkan, proses inkubasi atau rentang waktu Virus Corona masuk hingga menunjukkan gejala pada tubuh seseorang adalah 2 sampai 14 hari. Bagi mereka yang dalam kondisi tubuh lemah atau virus yang masuk cukup banyak, maka gejala akan muncul dalam waktu 2-3 hari. Namun, rata-rata gejala baru muncul setelah 7 hari.

Untuk itu, Erni berharap, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) tidak lengah dengan orang yang datang dari wilayah terjangkit Corona tapi suhu tubuhnya normal. KKP harus memberitahukan agar orang tersebut segera ke rumah sakit jika gejala Corona muncul. "Jangan sampai ini menular ke yang lain," kata Erni.

Sebelumnya, 174 turis asal Kunming, China, tiba di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Ahad (26/1) pagi. Mereka dijadwalkan akan berwisata selama lima hari di Sumatera Barat. Masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) pun resah dengan kemungkinan para turis itu telah terjangkit Corona. Belakangan mereka akan dipulangkan lebih cepat dari jadwal.

Virus Corona atau novel coronavirus (2019-nCoV) merupakan jenis baru dalam keluarga coronavirus. Virus itu diyakini muncul dari satwa liar yang diperdagangkan secara ilegal di sebuah pasar hewan di pusat kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Otoritas Cina kemudian menyatakan bahwa virus itu dapat menyebar antarmanusia.

Selain mewabah di Cina, virus itu kini telah menyebar ke Hong Kong, Thailand, Vietnam, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Nepal, Malaysia, dan Amerika Serikat (AS). Bandara di seluruh dunia telah meningkatkan penyaringan penumpang dari China. Beberapa bandara telah menerapkan pemindaian suhu tubuh bagi penumpang dengan penerbangan dari Cina.

Laporan termutakhir South China Morning Post, Senin pukul 18.00 WIB, mencatat korban terjangkit Virus Corona di seluruh dunia telah mencapai 2.863 orang. 2.804 di antaranya terdapat di Cina daratan. Adapun total korban jiwa telah mencapai 80 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement