Senin 27 Jan 2020 16:42 WIB

30 Warga Tasikmalaya Positif Demam Berdarah

Jika dilihat secara data, tidak terjadi lonjakan signifikan setiap pekannya.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Seorang anak yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD)
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Seorang anak yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo Kota Tasikmalaya mencatat terdapat 30 pasien demam berdarah yang dirawat di tempat itu sejak Desember 2019. Sebagian pasien mengalami demam berdarah, tetapi ada juga pasien yang terserang demam berdadah dengue (DBD).

Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Soekardjo, Budi Tirmadi mengatakan, virus demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk memang biasanya muncul ketika musim hujan. Air genangan akibat hujan sering kali menjadi tempat bersarang nyamuk, khususnya aedes aedypti.

"Karena kondisi musim hujan ini banyak genangan air yang menjadi sarang nyamuk," kata dia, Senin (27/1).

Ia menyebut, sejak Desember 2019 hingga akhir Januari 2020 telah terdapat 30 pasien, baik demam berdarah muapun DBD. Namun, jika dilihat secara data, tidak terjadi lonjakan signifikan setiap pekannya.

"Kalau dilihat sepintas, tidak ada lonjakan signifikan," kata dia.

Budi mengatakan, hingga saat ini belum ada pasien meninggal akibat demam berdarah. Sementara pasien yang masih terserang terus mendapatkan perawatan intensif di RSUD dr Soekardjo.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat, sejak awal 2020 kasus DBD terus bertambah. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, sejak awal Januari 2020, terdapat 23 warga Kota Tasikmalaya positif terserang penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement