Senin 27 Jan 2020 11:45 WIB

Kemarin Disambut, Kini Turis China di Sumbar Diwaspadai

Agen perjalanan pembawa turis China ke Sumbar dipanggil pihak pemprov.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno (kedua kiri) mengalungkan kain kepada salah satu wisatawan asal China saat penyambutan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Ahad (26/1/2020).
Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno (kedua kiri) mengalungkan kain kepada salah satu wisatawan asal China saat penyambutan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Ahad (26/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrian Fachri

Kontroversi penyambutan turis China di Sumatra Barat berlanjut. Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat (Sumbar), Novrial, hari ini (27/1), memanggil pihak agen perjalanan yang membawa 150 orang wisatawan asal China ke Sumbar.

Baca Juga

Novrial menyebut pemanggilan ini dilakukan untuk merespons adanya reaksi penolakan masyarakat karena khawatir turis China membawa virus corona yang sedang mewabah di Negeri Tirai Bambu. "Hari ini kita akan bertemu beliau (pihak travel agent). Kita merespons keinginan masyarakat masyarakat. Kalau masyarakat menghendaki agar tur ini dipercepat. Jadi, kita sampaikan ke travel agent-nya," kata Novrial, di kantornya, Senin (27/1).

Novrial menjelaskan, pemerintah provinsi tidak berwenang memulangkan wisatawan asal China tersebut ke negara asalnya. Pemulangan hanya bisa dilakukan atas kehendak agen perjalanan atau dari pemerintah pusat, yakni Kementerian Hukum dan HAM dalam ini oleh Dirjen Imigrasi.

Pemulangan turis China tersebut hanya dengan satu alasan. Yakni demi keselamatan turis China tersebut dari reaksi penolakan dari warga di tempat destinasi wisata.

Novrial menjelaskan kedatangan turis China yang direncanakan terdiri dari beberapa gelombang ini merupakan hasil kerja dari pihak swasta. Ia menegaskan, kedatangan turis China bukan program dari Pemprov Sumbar.

Sebelum kemunculan fenomena virus corona ini menurut Novrial, Pemprov Sumbar menyambut baik usulan agen perjalanan untuk memasukkan Sumbar sebagai salah satu destinasi wisata pelancong China. Karena akan berdampak baik buat percepatan pengembangan pariwisata Sumbar.

Andai nanti turis Cina ini dipulangkan lebih cepat, Novrial siap pasang badan bila citra pariwisata Sumbar jadi menurun. "Saya siap memperbaiki citra pariwisata Sumbar andai gara-gara hal ini (pemulangan turis China) nanti berdampak pada penurunan citra pariwisata Sumbar," ujar Novrial.

Ulama Bukittinggi juga telah meminta pemerintah memulangkan turis dari China. Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional Penyelamat Fatwa (GNPF) Ulama Bukittinggi dan Agam Ridho Abu Muhammad meminta pemerintah segera memulangkan rombongan wisatawan asal Kunming, China dari Sumatra Barat.

Pada Ahad (26/1), sebanyak 150 wisatawan asal Kunming China memulai rangkaian perjalanan wisata ke sejumlah tempat di Sumbar sampai Jumat (31/1) mendatang. Menurut Ridho, pemerintah harus memprioritaskan keselamatan warga dari ancaman virus corona yang bisa saja terbawa oleh wisatawan asal China tersebut.

“Pemerintah harus memulangkan wisatawan China ini tanpa merusak hubungan diplomatik dengan Pemerintah Cina. Kasusnya kan jelas. Ini berbahaya buat warga kita. Pemerintah harus memproteksi warga lebih dahulu,” kata Ridho.

Ridho mencontohkan Filipina yang memulangkan pelancong asal China sebagai antisipasi penularan virus Corona di negara mereka. Dan Ridho melihat sikap yang diperlihatkan Filipina tidak merusak hubungan diplomatiknya dengan China.

Menurut Ridho, Indonesia juga bisa meniru langkah yang dilakukan Filipina buat memperioritaskan keselamatan warga negaranya. Ridho juga menyayangkan Pemerintah Provinsi Sumbar yang kemarin memberikan sambutan meriah buat 150 wisatawan asal Cina di Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Bahkan, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyambut secara langsung bersama beberapa jajarannya. Menurut Ridho harusnya Pemprov Sumbar lebih memikirkan keselamatan warga dari ancaman virus corona.

photo
Sejumlah wisatawan asal China tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Ahad (26/1/2020)

Kehadiran turis China di Sumbar membuat sejumlah warga khawatir. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Ahmad Hidayat mengaku risau begitu membaca berita ada ratusan wisatawan dari China mendarat.

Dayat, begitu ia akrab disapa, menilai harusnya pemerintah belajar dari kasus pasien yang terkena virus corona atau n-Cov yang bisa lolos dari pantauan suhu tubuh atau thermo scanner. Pasien tersebut saat melewati pemindai suhu tubuh atau thermo scanner terdeteksi memiliki suhu tubuh normal. Namun, setelah itu, pasien tiba-tiba jatuh sakit sehingga dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan positif terkena corona.

Dayat mengkhawatirkan hal yang sama juga bisa terjadi di Sumbar karena alat pemindaian suhu tubuh bisa saja tidak akurat dalam menangkap individu yang terjangkit virus corona. "Saya secara pribadi risau dengan fakta mengenai virus corona dan kini ada rombongan turis asal Cina yang datang ke Sumatra Barat. Harusnya pemerintah ingat bagaimana kasus pasien Mers CoV yang lolos termal scanner dan tahu-tahu kemudian dinyatakan positif," kata Ahmad.

Dayat menambahkan Pemerintah China sudah menjelaskan kalau virus corona  terkadang tidak menunjukkan gejala. Sehingga upaya pencegahan dengan cara personal hygiene menurut Dayat tidak serta merta mebghalangi virus corona menerobos dan menyebar ke pihak lain. Dayat jadi lebih khawatir karena saat ini belum ada vaksin buat mengobati pasien yang terjangkit virus corona.

Dayat berharap pemerintah tidak hanya melakukan upaya pencegahan dengan kebersihan diri. Pemerintah menurut Dayat harus mempertimbangkan untuk menetapkan peringatan jangka pendek buat perjalanan wisata internasional atau travel alert supaya Indonesia dan Sumatra Barat bisa aman dari ancaman virus corona. Menurut Dayat, pemerintah juga harus mempertimbangkan menutup penerbangan dari China sampai kondisi virus corona tersebut sudah aman.

Warga Sumbar, Gio Pratama, mengatakan, memang sudah jauh-jauh hari mendengar kabar akan ada rombongan wisatawan dari China datang ke Sumbar. Namun, dalam situasi virus corona yang masih sulit dikendalikan, menurut Gio, harusnya pemerintah melarang kedatangan turis asal Cina masuk ke Indonesia. Gio memahami kebijakan melarang kedatangan turis dari sebuah negara luar masuk ke Indonesia merupakan kewenangan pemerintah pusat.

"Pinginnya sih kedatangan turis asal China dilarang dulu oleh pemerintah pusat," ujar Gio. Namun Gio juga memaklumi pemerintah belum melakukan kebijakan melarang kedatangan turis asal China masuk Indonesia.

Gio hanya meminta warga Sumbar yang lain terutama di daerah-daerah wisata yang akan dilalui para wisatawan asal China agar mawas diri sejak dini.

Liaison Pengembangan Pasar Tiongkok Divisi Pengembangan Pasar China Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dino Gobel mengatakan kehadiran rombongan wisatawan asal China ke Sumbar merupakan sebuah grafik positif buat provinsi Ranah Minang. Dino menyebut Sumbar cukup kaya dengan potensi wisata sehingga perlu dipasarkan ke tingkat internasional.

Dino memahami situasi saat rombongan wisatawan asal Kota Kunming China ini datang ke Sumbar di saat virus corona jadi sorotan. Sehingga kedatangan tamu dari Cina ini membuat masyarakat waspada agar virus corona tidak terbawa oleh wisatawan.

"Sebenarnya kehadiran wisatawan asal China satu rombongan ini uji coba pasar. Jadi untuk membuat pasar pariwisata Sumbar semakin berkembang," kata Dino.

Dino tidak mempermasalahkan saat ini tamu dari Negeri Tirai Bambu sedikit diribetkan dengan pemeriksaan ketat saat sampai di Bandara Internasional Minangakabau. Menurut Dino hal tersebut tidak hanya dilakukan di Sumbar. Tapi di semua pintu masuk kedatangan internasional semua negara dalam antisipasi menularnya virus corona.

"Kita semua jaga-jaga. Tiap bandara sudah ada SOP. Dan di Tiongkok pun mereka menjalankan SOP. Semua pihak sangat mewaspadai," ujar Dino.

Dino menyebut pihaknya bekerja sama dengan China akan terus melakukan perluasan pasar wisata berbagai daerah di Indonesia. Bahkan pemerintah, kata dia, akan menguji coba mendatangkan turis dari China dua kali dalam sebulan, dengan catatan semua pihak menurut Dino menjalankan SOP buat mencegah masuknya hal-hal berbahaya ke Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement