Senin 27 Jan 2020 08:29 WIB

Saat Turis Cina Membawa Ketakutan

Warga tak boleh hakimi para wisatawan yang sebenarnya belum tentu bawa virus korona.

Sejumlah wisatawan asal China tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Minggu (26/1/2020).
Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Sejumlah wisatawan asal China tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Minggu (26/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh: Febrian Fachri

Baca Juga

Pesawat dari Cina itu mendarat sekitar pukul 6.45 WIB di landasan pacu Bandara Internasional Minangkabau di Padang, Sumatra Barat. Sebanyak 174 turis dari Negeri Tirai Bambu berada dalam pesawat tersebut.

Di terminal kedatangan, mereka langsung disambut Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno dan sejumlah pejabat setempat. Tari Pasambahan dan hiburan musik khas Minang, Talempong, juga ditampilkan menyambut para tamu yang rencananya bakal lima hari mengelilingi Sumatra Barat itu.

Selepas melewati pemeriksaan keimigrasian, ada pemeriksaan tambahan yang harus dijalani para turis tersebut. Mereka harus melewati pemindai suhu tubuh untuk memeriksa kesehatannya.

Menurut Irwan Prayitno, kedatangan para turis sudah sejak lama direncanakan. Mereka adalah semacam pelopor untuk diperkenalkan terhadap potensi wisata Sumatra Barat. Apa mau dikata, mereka tiba pada masa-masa yang tak pas. Saat virus korona dari Wuhan, Provinsi Hubei, di Cina sedang menimbulkan keresahan di seantero bumi.

Para turis itu berasal dari Kunming, sebuah kota di Provinsi Yunnan, sekitar 1.500 kilometer ke arah barat dari Wuhan. Hingga Ahad (26/1), seorang warga di Kunming dilaporkan telah tertular virus korona. Di Yunnan, menurut media Caixin, yang tertular merentang dari 10 hingga 99 orang.

Hal itu tak ayal memunculkan ketakutan pada warga Padang. "Saya secara pribadi risau dengan fakta mengenai virus korona dan kini ada rombongan turis asal Cina yang datang ke Sumatra Barat. Harusnya pemerintah ingat bagaimana kasus pasien MERS-CoV yang lolos termal scanner dan tahu-tahu kemudian dinyatakan positif," kata Ahmad Hidayat, seorang warga Padang kepada Republika, Ahad (26/1).

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas itu menjelaskan, Pemerintah Cina sudah menjelaskan bahwa virus korona terkadang tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, menurut Dayat, upaya pencegahan dengan cara menjaga kebersihan pribadi tidak serta-merta menghalangi virus korona menerobos dan menyebar ke pihak lain.

Dayat berharap pemerintah mempertimbangkan untuk menetapkan peringatan jangka pendek bagi perjalanan wisata internasional. Menurut Dayat, pemerintah juga harus mempertimbangkan menutup penerbangan dari Cina sampai kondisi virus korona tersebut sudah aman.

Warga Sumatra Barat lainnya, Gio Pratama, mengaku sudah jauh-jauh hari mendengar kabar akan ada rombongan wisatawan dari Cina datang ke Sumbar. "Pengennya sih kedatangan turis asal Cina dilarang dulu oleh pemerintah pusat," ujar Gio.

Meski begitu, ia meminta warga Sumatra Barat menjadi tuan rumah yang baik. Menurut Gio, warga tidak boleh menghakimi para wisatawan yang sebenarnya belum tentu membawa virus korona. “Terus kan mereka sudah datang tadi pagi, dan sudah diperiksa langsung oleh petugas di bandara dan disidak oleh kadinkes dan Gubernur. Para wisatawan sudah dinyatakan bebas dari virus. Semoga seterusnya baik-baik saja," kata Gio.

photo
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno (kedua kiri) mengalungkan kain kepada salah satu wisatawan asal China saat penyambutan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Minggu (26/1/2020).

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang Jalil Alfani mengatakan telah memantau dan memeriksa rombongan turis asal Kunming tersebut. Hasilnya, tidak ada anggota rombongan yang kedapatan bersuhu tubuh di atas 38 derajat Celsius. "Hasil pemeriksaan tim KKP hari ini nihil. Alhamdulillah, tak ada yang terjangkit virus korona," kata Jalil.

Jalil mengatakan, pemantauan selanjutnya diserahkan ke pemerintah kabupaten dan kota yang akan dikunjungi para rombongan wisatawan ini. Rombongan yang menggunakan jasa PT Coco's Tour ini akan berkunjung ke Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kota Padang.

Selain di Padang, kekhawatiran juga muncul sehubungan tibanya sejumlah penumpang dari Cina menggunakan maskapai Lion Air pada Sabtu (25/1). Pesawat Lion Air hari itu membawa penumpang dari Guangzhou, Provinsi Guangdong, dan dari Changsa, Provinsi Hunan. Kedua wilayah itu juga telah melaporkan kasus penularan virus korona.

Lion Air menyatakan, kedua penerbangan sudah mengikuti prosedur kesehatan yang disyaratkan Kementerian Kesehatan. Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, pihaknya juga telah melakukan penanganan terhadap seorang karyawan perempuan penerjemah bahasa yang suhu tubuhnya mencapai 38 derajat.

"Sebagai tindakan preventif, yang bersangkutan sudah mendapatkan penanganan cepat dan perawatan medis di salah satu rumah sakit di Manado," ujar Danang dalam keterangan yang diterima Republika, Ahad (26/1). Danang menyebutkan, menurut informasi terakhir, suhu tubuh yang bersangkutan sudah normal dan tidak menunjukkan tanda-tanda demam serta radang paru-paru atau pneumonia.

Sehubungan informasi yang berkembang terkait tujuh tamu dari Changsha yang dikabarkan terindikasi mengidap virus korona, pihak Lion Air menegaskan, ketujuh tamu dinyatakan negatif virus korona. Kepastian itu diterima setelah para tamu diperiksa sekaligus dicek secara intensif oleh pihak terkait, di antaranya tim medis beserta tim Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan tiga pasien yang diduga (suspect) terinfeksi virus korona dan diobservasi di Rumah Sakit (RS) Sanglah, Bali, terbukti negatif virus korona. Mereka didiagnosis hanya menderita influenza."(Kondisi pasien) tidak apa-apa. Influenza dengan gejala penyerta," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati saat dihubungi Republika, Ahad (26/1).

Sebelumnya, tiga pasien terduga virus korona dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, sejak Rabu (22/1). Pasien tersebut terdiri atas seorang warga Meksiko yang lama tinggal di Cina dan dua anak-anak yang berasal dari Cina. n m nursyamsi/iit septyaningsih/rr laeny sulistyawati/antara ed: fitriyan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement