REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, DIY, baru mengukuhkan SMPN 4 Gamping sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Ini menjadi antisipasi tingginya kuantitas bencana alam di Kabupaten Sleman.
Di sela-sela pengukuhan, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun mengungkapkan, sepanjang 2019 lalu telah terjadi sebanyak 78 bencana alam di Kabupaten Sleman. Kerugian mencapai Rp 2,6 miliar dari 22 kejadian tanah longsor saja.
Kemudian, terjadi enam kali kejadian bencana banjir yang mengakibatkan kerugian materil sebanyak Rp 553,3 juta. Serta, kerugian senilai Rp 10,4 juta dari 13 kejadian petir di Kabupaten Sleman selama satu tahun terakhir.
Sri berharap, pengukuhan SPAB-SPAB membuat siswa-siswa dan guru-guru dapat memahami literasi kebencanaan yang bisa terjadi kapan saja. Ia berpendapat, tidak ada cara lain untuk menanggulangi resiko bencana selain mitigasi. "Bencana tidak bisa dihindari, namun jumlah korban dapat dikurangi, bahkan dihindari," kata Sri, akhir pekan lalu.
Selain SPAB, Kabupaten Sleman turut mengukuhan Destana-Destana atau Desa Tangguh Bencana. Akhir tahun lalu, dilaksanakan pengukuhan untuk Destana di Desa Morojero, Kecamatan Tempel, yang menjadi Destana ke-54 yang ada.
Walau menargetkan semua desa mennjadi Destana, target 55 Destana dikukuhkan pada 2019 tampaknya tidak dapat tercapai. Karenanya, BPBD Kabupaten Sleman menargetkan 86 Destana dapat dikukuhkan pada 2021 mendatang.
Untuk SPAB, Kepala Plt BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto menuturkan, saat ini mereka telah membentuk sebanyak 69 SPAB. Tahun ini, ia mengaku memiliki target membentuk empat SPAB lagi di Kabupaten Sleman. "Diharapkan siswa-siswa dan guru-guru dapat melakukan penanggulangan bencana dengan baik saat terjadi bencana," ujar Joko.
Selain bencana-bencana alam seperti longsor, banjir, pohon tumbang, angin kencang, petir, dan lain-lain, ancaman Gunung Merapi tidak boleh dilupakan. Terlebih, aktivitas kegempaan hariannya masih terbilang tidak stabil.
Bahkan, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih belum mau menurunkan tingkat aktivitas Gunung Merapi. Sejak 21 Mei 2018, Gunung Merapi masih berada di level II atau berstatus waspada.