Ahad 26 Jan 2020 16:50 WIB

Warga Sumbar Tetap Khawatir Turis Cina Bawa Virus Corona

Warga Sumbar tetap khawatir kedatangan turis Cina ditengah merebaknya virus corona.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bayu Hermawan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Sumbar Wilayah Kerja Bandara Internasional Minangkabau memantau penumpang internasional yang masuk ke BIM untuk mengantisipasi masuknya virus corona, Jumat (24/1).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Sumbar Wilayah Kerja Bandara Internasional Minangkabau memantau penumpang internasional yang masuk ke BIM untuk mengantisipasi masuknya virus corona, Jumat (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Merebaknya virus corona membuat masyarakat Indonesia khawatir. Salah satunya masyarakat di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) yang banyak kedatangan wisatawan asal Cina selama masa libur tahun baru Imlek 2020 ini.

Sepeti pada Ahad (26/1) pagi, Sumbar kedatangan 150 wisatawan asal Kunming Cina, untuk bertujuan berwisata ke sejumlah daerah. Hal tersebut membuat warga Sumbar khawatir karena virus corona bisa menyebar dan menular dengan cepat.

Baca Juga

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Ahmad Hidayat mengaku risau begitu membaca berita ada ratusan wisatawan dari Cina hari ini mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Dayat, begitu ia akrab disapa menilai harusnya pemerintah belajar dari kasus pasien yang terkena virus corona atau ncov yang bisa lolos dari pantauan suhu tubuh atau thermo scanner.

Di mana pasien tersebut saat melewati pemindai suhu tubuh atau thermo scanner terdeteksi memiliki suhu tubuh normal. Tapi setelah itu, pasien tiba-tiba jatuh sakit sehingga dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan positif terkena corona. Dayat mengkhawatirkan hal yang sama juga bisa terjadi di Sumatera Barat karena alat pemindaian suhu tubuh bisa saja tidak akurat dalam menangkap individu yang terjangkit virus corona.

"Saya secara pribadi risau dengan fakta mengenai virus corona dan kini ada rombongan turis asal Cina yang datang ke Sumatera Barat. Harusnya pemerintah ingat bagaimana kasus pasien Mers CoV yang lolos termal scanner dan tahu-tahu kemudian dinyatakan positif," kata Ahmad kepada Republika.co.id, Ahad (26/1).

Dayat menambahkan pemerintah Cina sendiri sudah menjelaskan kalau virus corona  terkadang tidak menunjukkan gejala. Sehingga upaya pencegahan dengan cara personal hygiene menurut Dayat tidak serta merta menghalangi virus corona menerobos dan menyebar ke pihak lain. Dayat jadi lebih khawatir karena saat ini belum ada vaksin buat mengobati pasien yang terjangkit virus corona.

Dayat berharap pemerintah tidak hanya melakukan upaya pencegahan dengan personal hygiene. Pemerintah menurut Dayat harus mempertimbangkan untuk menetapkan peringatan jangka pendek buat perjalanan wisata internasional atau travel alert supaya Indonesia dan Sumatera Barat bisa aman dari ancaman virus corona. Menurut Dayat, pemerintah juga harus mempertimbangkan menutup penerbangan dari Cina sampai kondisi virus corona tersebut sudah aman.

Warga Sumatera Barat, Gio Pratama mengatakan ia memang sudah jauh-jauh hari mendengar kabar akan ada rombongan wisatawan dari Cina datang ke Sumbar. Tapi dalam situasi virus corona yang masih sulit dikendalikan, menurut Gio harusnya pemerintah melarang kedatangan turis asal Cina masuk ke Indonesia. Gio memahami kebijakan melarang kedatangan turis dari sebuah negara luar masuk ke Indonesia merupakan kewenangan pemerintah pusat.

"Pengennya sih kedatangan turis asal Cina dilarang dulu oleh pemerintah pusat," ujar Gio.

Namun Gio juga memaklumi pemerintah belum melakukan kebijakan melarang kedatangan turis asal Cina masuk Indonesia. Pemerintah daerah kata dia juga sudah melakukan antisipasi dengan menyiapkan pendeteksi di pintu masuk bandara. Warga Sumatera Barat sebagai tuan rumah yang baik menurut Gio juga tidak boleh menghakimi para wisatawan yang sebenarnya belum tentu membawa virus corona.

Gio hanya meminta warga Sumbar yang lain terutama di daerah-daerah wisata yang akan dilalui para wisatawan asal Cina agar mawas diri sejak dini.

"Masing-masing kita harus mawas diri buat antisipasi penularan virus corona ini. Terus kan mereka (turis asal Cina) sudah datang tadi pagi, dan sudah diperiksa langsung oleh petugas di bandara dan di sidak oleh Kadinkes dan Gubernur. Para wisatwan sudah dinyatakan bebas dari virus, semoga seterusnya baik baik saja," kata Gio menambahkan.

Turis China di Sumbar Dipastikan tak Terindikasi Virus Corona

Sementara Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang Jalil Alfani mengatakan, tidak ada satu pun turis asal Cina yang terindikasi terjangkit virus corona. Kesimpulan itu berdasarkan hasil pemantauan dan pemeriksaan timnya di Bandara Internasional Minangkabau terhadap sebanyak 150 orang anggota rombongan turis asal Kunming, Cina, Ahad (26/1) hari ini.

Jalil menyebut tidak ada anggota rombongan yang kedapatan dengan kondisi tubuh 38 derjar celcius ke atas dari hasil pengecekan alat thermo scanner. "Hasil pemeriksaan tim KKP hari ini, nihil. Alhamdulillah tak ada yang terjangkit virus corona," kata Jalil, Ahad.

Jalil menyebut rata-rata suhu tubuh anggota rombongan turis asal Cina yang masuk ke Sumbar hari ini berkisar di angka 33-34 derajat celcius. Angka tersebut menunjukkan suhu tubuh normal orang sehat.

Setelah melakukan pengecekan di bandara, pemantauan sebagai antisipasi masuknya virus corona diserahkan ke pemerintah kabupaten dan kota sebagai tempat-tempat yang dikunjungi para rombongan wisatawan ini. Rombongan yang menggunakan jasa PT Coco's Tour ini akan berkunjung ke Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Padang.

Mereka akan berkunjung selama lebih kurang lima hari. "Pengawasan selanjutnya, kami serahkan ke Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten dan kota," ucap Jalil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement