Jumat 24 Jan 2020 22:26 WIB

Selain 100 RS, IDI Sarankan Perbanyak Thermal Scanner

Fungsi Thermal Scanner berguna untuk melacak orang yang mengalami gejala selesma

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas mendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) penumpang pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) penumpang pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum IDI, Daeng M Faqih menuturkan saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memang sudah menyiapkan 100 Rumah Sakit (RS) di seluruh Indonesia terkait virus corona. Namun, pihaknya menyarankan agar penyediaan thermal scanner di setiap pintu masuk ke Indonesia juga diperbanyak.

“Jadi kalau ada yang mencurigakan, bisa langsung dikarantina di RS terdekat,” ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Jumat (24/1).

Lebih lanjut dia mengatakan, jika sudah ada yang diindikasikan terjangkit corona, maka RS yang telah disediakan oleh pemerintah itu bisa merawat pasien lebih intens. Daeng tak menampik bahwa 100 Rumah Sakit yang disediakan untuk berjaga terkait penyebaran virus corona memang langkah baik. Namun demikian, ia tak mengetahui secara pasti di mana saja lokasi dari setiap RS tersebut.

“Saya nggak hafal di mana saja, tapi yang jelas itu ada di kota-kota besar, utamanya yang memiliki akses pintu masuk dari luar negeri, seperti Jakarta, Bali, Batam dan lainnya,” kata dia.

Dia menjelaskan, fungsi pendeteksi panas bisa berguna untuk melacak orang yang datang dari luar negeri. Terlebih gejala yang dimiliki corona juga sama persis dengan gejala selesma, di mana ada panas berlebih pada tubuh, batuk, pilek dan timbul sesak nafas.

“Jadi gejala mereka sama persis,” ungkap dia.

Dia juga mengimbau agar masyarakat bisa melakukan pencegahan dengan memakai masker dan makan makanan teratur. Sebab, dengan makan makanan teratur dan makanan yang baik, bisa menguatkan kondisi tubuh sehingga melemahkan virus untuk menjangkit badan.

“Karena secara umum, virus ini mestinya adalah virus yang menginfeksi binatang, dan yang dicurigai menjangkit manusia berasal dari sup ular yang dikonsumsi di Cina,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement